Zak Brown Anggap Pemecatan Horner Sebagai Akhir yang Dapat Diprediksi

Zak Brown, CEO McLaren Racing, mengaku tidak merasa kaget dengan keputusan Red Bull memberhentikan Christian Horner dari posisi kepala tim. Keputusan tersebut diumumkan pada 9 Juli silam, tak lama setelah Max Verstappen finis kelima di Grand Prix Inggris.

“Mungkin saya agak terkejut dengan waktu pengumumannya, tapi bukan dengan hasil akhirnya,” ujar Zak Brown dalam wawancara dengan TSN Canada. “Sudah terlalu banyak drama di tim itu selama beberapa tahun terakhir, dan bukannya mereda, malah semakin menjadi-jadi. Jadi ini bukan kejutan besar bagi saya.”

Red Bull memilih untuk tidak menjelaskan alasan di balik pemecatan Horner yang telah memimpin tim sejak debut mereka di F1 tahun 2005. Posisinya kini diisi oleh Laurent Mekies, mantan pimpinan Racing Bulls.

Keputusan ini menjadi klimaks dari gejolak internal yang dimulai 17 bulan sebelumnya. Hal itu terjadi ketika Horner dituduh melakukan pelecehan seksual dan perilaku koersif oleh seorang staf perempuan. Dua penyelidikan internal Red Bull menyatakan Horner tidak bersalah, meski kontroversi terus membayangi.

Situasi ini memicu eksodus sejumlah kunci tim. Adrian Newey, sang jenius desain F1, memilih hengkang pada April 2023 – sebagian karena skandal Horner – dan kini bergabung dengan Aston Martin. Jonathan Wheatley, direktur olahraga yang sudah lama mengabdi, pindah ke Sauber yang akan berubah menjadi Audi tahun depan. Belum lagi Will Courtenay, kepala strategi Red Bull, yang memutuskan hijrah ke McLaren mulai musim depan.

BACA JUGA: Gelaran NCC 2025 Jadi Momentum Kemajuan Kepelatihan Nasional

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru