West Ham Mencatatkan Start Terburuk Dalam 52 Tahun

Misi Menyelamatkan

Tugas utama Nuno adalah menyelamatkan West Ham dari jurang degradasi yang akan mengakhiri riwayat mereka di kasta tertinggi sejak 2011-12. Meski sempat meraih satu poin pada laga perdana melawan Everton, pelatih asal Portugal itu tampak masih kebingungan mencari solusi. “Sayangnya, ada banyak masalah di klub kami. Bukan tugas kami untuk bersembunyi di balik masalah tersebut. Semua orang harus tetap hidup, berbuat lebih banyak, dan berada di posisi yang tepat,” ujarnya.

“Kami tidak mengatasi situasi pertahanan kami dan saya merasa kami membutuhkan seorang striker untuk memegang bola, jadi mungkin itu bukan yang terbaik dari saya. Kesalahan semacam ini tidak dapat diterima di Liga Premier,” tambah Nuno, yang menjadi manajer West Ham pertama yang gagal menang dalam empat laga awal sejak Manuel Pellegrini pada September 2018.

Lebih lanjut ia menegaskan, “Ada kualitas di sana, ada waktu, tetapi tidak akan terjadi apa-apa jika kita tidak berubah. Kita harus mengubah sikap kita, kita harus mengubah cara kita mendekati segala sesuatunya, kita harus berkomitmen lebih baik, mempersiapkan diri lebih baik, bekerja lebih keras. Semua hal – itulah kenyataannya. Kita tidak berharap segala sesuatunya berubah dengan sendirinya. Menyadari bahwa kita punya waktu bisa menjadi kesalahan jika kita tidak segera mengubahnya.”

Meski produktivitas gol mereka masih lebih baik daripada Nottingham Forest dan Wolves, masalah terbesar justru muncul dari pertahanan yang rapuh. Klub ibukota telah kemasukan 20 gol—empat lebih banyak dari Wolves yang berada di posisi juru kunci. Sembilan di antaranya berasal dari tendangan sudut, tertinggi sepanjang sejarah kompetisi pada tahap ini, sekaligus tiga kali lipat dari tim manapun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru