Toni Kroos menutup lembaran karier sepak bolanya dengan cara yang nyaris sempurna: trofi LaLiga dan Liga Champions di genggaman, serta status sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia. Meski sempat menimbulkan tanda tanya, keputusan pemain asal Jerman ini untuk pensiun di akhir musim 2023/2024 tidak pernah membuatnya menyesal.
Kroos mengakhiri kariernya bersama Real Madrid dengan elegan, setelah membawa tim ibu kota Spanyol itu meraih dua gelar bergengsi sekaligus. Pada usia 35 tahun, ia merasa sudah waktunya menyingkir dari lapangan hijau, tepat di saat ia masih tampil di level tertinggi.
“Saya memikirkan ini selama beberapa bulan. Maksud saya, saya bukannya bangun tidur lalu tiba-tiba bilang ke diri sendiri: ‘Kamu harus pensiun!’. Tidak, saya mempertimbangkannya masak-masak,” ujar Kroos dalam wawancara bersama Football Espana.
Gelandang elegan yang dikenal lewat visi bermain dan ketenangannya ini memang sudah lama merencanakan kepergiannya. Ia tidak ingin menunggu sampai performanya menurun atau kehilangan tempat di tim utama. Menurut Kroos, cara terbaik untuk mundur adalah ketika dirinya masih menjadi bagian penting dari tim.
“Tahun sebelumnya saya sudah berpikir soal pensiun, tapi pada akhirnya saya memutuskan untuk memperbarui kontrak satu tahun lagi di Real Madrid, yang sangat bersikeras. Tapi itu tidak mengubah pemikiran saya, yaitu ingin pensiun seperti ini, dan untungnya saya berhasil,” sambungnya.
Bagi Kroos, mengakhiri karier setelah menjuarai dua kompetisi utama adalah bentuk pensiun ideal yang selama ini ia impikan. Ia menegaskan bahwa keputusan pensiun datang dari dirinya sendiri, bukan karena dorongan dari pelatih, keluarga, ataupun kondisi fisik.
“Saya memang ingin pensiun di level yang sangat tinggi. Saya kira sulit untuk lebih baik dari apa yang saya lakukan di musim terakhir saya di Real Madrid. Saya pergi setelah juara LaLiga dan Liga Champions. Selamat tinggal,” ucapnya tegas.
“Hal terbaiknya adalah pergi saat di puncak. Anda pergi dengan perasaan bagus karena Anda lah yang memutuskan, bukannya bereaksi setelah dikirim ke bangku cadangan karena saya tidak lagi bagus atau karena saya tidak lagi penting untuk tim, karena saya masih penting sampai akhir…”
“Saya lebih memilih untuk meninggalkan diri saya. Saya ingin menghindari semua itu. Baik pelatih, keluarga, atau badan saya bukan yang menentukan kapan saya pensiun,” tutup Kroos.