Suporter Kecewa
Para penggemar yang berhasil keluar kemudian menyampaikan kesedihan, frustrasi, dan kemarahan kepada perwakilan klub. Newcastle menyatakan telah menerima sejumlah laporan saksi yang “sangat memprihatinkan”. Menurut pernyataan resmi mereka, “Keselamatan dan kesejahteraan suporter harus selalu menjadi prioritas utama, dan kami mengutuk keras perlakuan polisi terhadap suporter kami selama insiden ini.”
Seluruh operasi pascapertandingan itu dipantau langsung oleh para pengurus dan staf senior Newcastle. Klub menegaskan bahwa para pendukung sebelumnya “menunggu dengan sabar dan tanpa insiden selama periode penahanan”.
Liam Phillips, salah satu pemegang tiket musiman berusia 42 tahun, mengungkapkan bahwa ia kemungkinan tidak akan kembali ke Marseille—bahkan mungkin ke Prancis—untuk menonton pertandingan lagi setelah peristiwa tersebut. Meski menilai warga setempat “sangat ramah”, ia menyaksikan polisi “memukul orang tanpa pandang bulu”. Ia menggambarkan pengalamannya sebagai hal yang “tidak manusiawi”, merasa diperlakukan layaknya penjahat meski hanya ingin menonton sepak bola. “Terkurung sejak pukul 4 sore – dan saya baru kembali ke hotel sekitar pukul 2 pagi – itu berarti saya menghabiskan hampir 10 jam untuk menonton sepak bola selama 90 menit,” ujarnya.
Pengalaman serupa disampaikan Darren Curry, salah satu pendiri Newcastle Supporters Club. Ia melaporkan bahwa para pendukung terpaksa buang air kecil di pinggir jalan karena toilet yang meluap. Curry menekankan bahwa kondisi keamanan “sangat buruk”, dengan banyak perempuan dan laki-laki yang mengalami stres akibat ditarik paksa. “Sangat beruntung tidak ada yang terluka parah,” tambahnya.


