Kebangkitan Crystal Palace, di bawah komando Oliver Glasner, datang perlahan namun mematikan. Daichi Kamada mulai mengontrol lini tengah, memberikan suplai bola cepat kepada Ismaila Sarr dan Yeremy Pino di sayap. Momen yang mengubah jalannya pertandingan terjadi pada menit ke-41. Umpan terobosan Kamada yang luput dari antisipasi pertahanan The Reds langsung disambar oleh Ismaila Sarr, yang dengan tenang menceploskan bola ke pojok kanan bawah gawang Freddie Woodman.
Empat menit berselang, Anfield kembali terdiam. Kolaborasi apik antara Kamada, Pino, dan Sarr berakhir dengan penyelesaian klinis sang winger Senegal, menaklukkan Woodman untuk kedua kalinya. Palace unggul dua gol dalam sekejap mata. Liverpool tampak kehilangan arah dan hanya mampu menciptakan satu tembakan tepat sasaran sepanjang babak pertama yang berakhir di tengah guyuran hujan.
Memasuki babak kedua, upaya kebangkitan The Reds semakin sulit. Pergantian pemain muda yang dilakukan Arne Slot, termasuk masuknya Kaide Gordon dan Wellity Lucky, tidak mampu membendung kedisiplinan dan serangan balik tajam dari Palace. Situasi kian memburuk bagi Liverpool pada menit ke-79.


 
                                    