Data Menarik
Angka-angka memang memegang peranan sentral di Brentford. Dalam era dimana sepak bola dipenuhi persaingan data, Brentford memiliki keunikan tersendiri. Data yang mereka gunakan bersifat eksklusif, internal, dan terutama dikembangkan oleh Benham yang telah meraih kesuksesan melalui pemodelan statistik.
“Alasan utama mereka merekrut saya adalah karena data saya sangat bagus, terutama di Mainz,” kata Van den Berg, namun ada faktor lebih dari sekadar angka. Brentford mengumpulkan data pemain dari sesi latihan kebugaran, latihan rutin, hingga pertandingan – bahkan setelah pertandingan usai. “Ada begitu banyak area baru dimana mereka bisa menemukan data atau hal-hal baru yang bisa mereka analisis,” tambah Van den Berg.
Pendekatan ini mempengaruhi filosofi Brentford, didukung oleh kebijakan ketat “toleransi nol terhadap orang bodoh”. Klub melakukan pemeriksaan mendalam dalam setiap proses rekrutmen. Contohnya saat mereka merekrut Vitaly Janelt dari Bochum pada 2020, mereka menanyakan restoran favoritnya lalu mengunjungi tempat tersebut untuk menanyakan bagaimana sikap Janelt terhadap staf. Apakah ia memperlakukan mereka dengan hormat? Ketika jawabannya positif, transfer dilanjutkan.
“Itu yang sering mereka katakan – kami tidak merekrut orang bodoh,” ujar Van den Berg. “Saya terbiasa pindah klub dan bertemu orang baru, dan pengalaman bergabung ke sini adalah yang termudah. Saya menyukai semua orang di gedung ini.”
Van den Berg menjalin hubungan khusus dengan konsultan tidur Brentford, Anna West. Baginya, Anna lebih menyerupai psikolog – figur netral yang bisa diajak berbagi cerita untuk meringankan beban. “Pacar saya, Bente, kuliah di Amsterdam dan keluarga saya di Zwolle, jadi saya tinggal sendiri,” ujarnya. “Senang sekali punya seseorang seperti Anna yang bisa diajak bicara langsung. Saya merasa itu sangat membantu.”


