Lagu “Sixty grand, sixty grand Seamus Coleman” masih bergema di Goodison Park, merayakan bek kanan yang telah menjadi simbol kesetiaan. Bagaimana tidak, ia meninggalkan nilai-nilai Everton selama 16 tahun terakhir. Dengan perpanjangan kontrak satu tahun, Coleman akan melanjutkan petualangannya bersama The Toffees di stadion baru mereka, menulis babak baru dalam sejarah klub.
Asal-usul Seamus Coleman dimulai di Killybegs, desa nelayan kecil di Irlandia yang hanya dihuni 1.250 orang. Di sana, ia mengasah kemampuannya dengan bermain sepak bola di jalanan tanah, bertarung dengan anak-anak yang lebih tua dan lebih besar.
Brian Dorrian, mantan pelatihnya di klub lokal St Catherine, mengenang Coleman sebagai pemain “kecil, ulet, dan berhati besar”. Ukuran tubuhnya sempat membuatnya ditolak tim daerah, tetapi mentalitasnya yang tangguh justru menjadi senjata rahasianya.
BACA JUGA: Paul Pogba: Kebangkitan Sang Maestro di AS Monaco
BUKAN PENENTU
Dibeli hanya dengan £60.000 dari Sligo Rovers, Coleman membuktikan bahwa harga bukanlah penentu kesuksesan. Dengan 428 penampilan, biaya per pertandingannya hanya sekitar £140—salah satu investasi terbaik Everton sepanjang masa.
Meski bukan pemain dengan teknik terbaik di generasinya, karakter dan kepemimpinannya di lapangan membuatnya menjadi favorit fans. Bahkan di usia 35 tahun, semangatnya tetap menyala seperti pemuda yang dulu berjuang di jalanan Killybegs.
Coleman bukan sekadar pemain—ia adalah perwujudan jiwa Everton. Kisahnya mengajarkan bahwa kerja keras dan tekad bisa mengalahkan bakat alam semata. Kini, saat The Toffees bersiap pindah ke stadion baru, Coleman akan menjadi jembatan antara masa lalu yang gemilang dan masa depan yang penuh harapan.
Dengan kontrak barunya, legenda hidup ini punya kesempatan untuk mengakhiri karier dengan cara yang epik—membawa Everton kembali ke papan atas sepak bola Inggris. Satu hal yang pasti: nyanyian untuknya akan terus bergema, baik di Goodison Park maupun di rumah baru The Toffees.