“Pesan ini jelas: mereka yang ingin bertahan dan terus menantang trofi penting dapat melakukannya, jika tidak, selamat tinggal,” pungkasnya.
Meski Lautaro enggan menyebut nama, Presiden Inter, Beppe Marotta, telah mengisyaratkan bahwa sasaran tembak kaptennya tak lain adalah Calhanoglu. Tak tinggal diam, Calhanoglu pun membalas dengan sebuah pernyataan panjang di Instagram. Ia bersikukuh ‘tidak pernah mengkhianati’ klub, namun tak menampik kemungkinan hengkang.
“Apa yang akan terjadi di masa depan sekarang, kita lihat saja nanti,” tulisnya.
“Saya menghormati setiap pendapat, bahkan dari rekan setim, bahkan dari Presiden klub, tetapi rasa hormat bukanlah jalan satu arah,” tambahnya, semakin memperjelas ketidaksetujuannya terhadap pernyataan Lautaro.
Insiden ini sontak memicu perpecahan di ruang ganti Nerazzurri. Buktinya, Marcus Thuram, salah satu pilar lini serang Inter, kedapatan menyukai unggahan Instagram Calhanoglu, sebuah isyarat kuat tentang di mana kesetiaannya berada dalam drama ini. Tak hanya Thuram, istri pelatih Simone Inzaghi dan mantan penyerang Inter, Marko Arnautovic, juga turut memberikan ‘like’ pada unggahan Calhanoglu, menunjukkan dukungan tak terduga.
Menurut laporan La Gazzetta dello Sport pada Kamis, Calhanoglu dan Lautaro Martinez akhirnya melakukan kontak telepon. Upaya ini dilakukan untuk “menjernihkan suasana” dan saling berbagi pandangan dalam kondisi yang lebih tenang dan privat. Pelatih kepala baru, Cristian Chivu, disebut-sebut berada di tengah-tengah situasi ini sebagai mediator, menyadari betapa sulitnya mengabaikan keretakan semacam ini.
Fakta bahwa perselisihan ini terjadi di jeda musim panas, bersamaan dengan dibukanya jendela transfer dan rumor Calhanoglu ke Galatasaray, semakin memperkeruh situasi. Hingga saat ini, masa depan Calhanoglu di Inter Milan masih belum dapat dipastikan.
