Preview Pertandingan Real Madrid vs Barcelona: Misi Berat Xabi Alonso Menantang Dominasi Hansi Flick di El Clásico

Oleh peserta Liga Pundit: M Iqbal Harisuddin (@m_iqbalhrs)

Xabi Alonso akan menghadapi ujian berat dalam debutnya di El Clásico sebagai pelatih Real Madrid. Pertandingan kali ini akan menjadi momen penting untuk membuktikan kapasitasnya menghadapi tim sekelas Barcelona yang berada dalam performa stabil di bawah asuhan Hansi Flick. Musim lalu, Flick berhasil membawa Barcelona tak terkalahkan dalam empat pertemuan El Clásico di semua kompetisi.

Duel dua raksasa Spanyol itu akan berlangsung di Estadio Santiago Bernabéu, Minggu (26/10/2025) pukul 22.15 WIB, dalam lanjutan pekan ke-10 La Liga. Real Madrid memuncaki klasemen dengan delapan kemenangan dari sembilan laga, sementara Barcelona menempel ketat di posisi kedua dengan selisih dua poin.

Kedua tim sama-sama tidak tampil dengan kekuatan penuh. Barcelona kehilangan sejumlah pemain utama seperti Robert Lewandowski, Dani Olmo, Gavi, Joan García, dan Marc-André ter Stegen yang masih mengalami cedera. Sementara Raphinha yang tadinya dikabarkan sudah kembali berlatih ternyata mengalami kembali cedera saat sesi latihan.

Di sisi lain, tuan rumah Real Madrid juga harus tampil tanpa beberapa pilar penting seperti Antonio Rüdiger, David Alaba, dan Mastantuono. Namun, kabar baik datang dari ruang perawatan. Beberapa pemain yang sebelumnya cedera — Dani Carvajal, Trent Alexander-Arnold, Dani Ceballos, dan Dean Huijsen — dilaporkan sudah pulih dan siap kembali memperkuat tim.

Kondisi ini membuat El Clásico ke-261 diprediksi akan berjalan seimbang. Xabi dan Flick dituntut untuk beradaptasi cepat dengan komposisi pemain yang terbatas, sambil menjaga konsistensi performa di puncak klasemen. Sayangnya Hansi Flick tidak bisa menemani Barcelona di pinggir lapangan karena akumulasi kartu merah pada saat melawan Girona.

Performa dan Rekor Pertemuan Klub

Dari 4 pertemuan El Clasico terakhir di semua kompetisi di musim 2024/2025. Hansi Flick membawa Barcelona dominan dengan memenangi semua laga. Namun secara historis dari 260 pertandingan yang sudah di mainkan di seluruh kompetisi resmi — LaLiga, Copa del Rey, Supercopa de España , dan Liga Champions — kedua raksasa Spanyol tersebut telah mencatatkan hasil:

Real Madrid: 105 kemenangan Barcelona: 103 kemenangan

Hasil seri: 52

Keseimbangan yang hampir sempurna yang menunjukkan betapa serasinya dua klub ini selama lebih dari satu abad. (Beinsport)

Real Madrid musim ini melanjutkan performa kandang yang kuat. Dari empat pertandingan kandang yang telah dimainkan di La Liga, mereka belum sama sekali terkalahkan. Ini menunjukkan bahwa Santiago Bernabéu masih menjadi benteng yang sulit ditembus lawan. Tingkat produktivitasnya pun tinggi, mampu mencetak 8 gol dengan hanya dua kali kebobolan.

Sementara itu, Barcelona tampil cukup baik saat away, meskipun belum bisa dikatakan dominan. Dari lima pertandingan tandang di La Liga sejauh ini, mereka mengoleksi 10 poin dengan catatan meraih 3 kemenangan, sekali seri, dan satu kali kalah. Mampu mencetak 11 gol dan kebobolan 8 gol. Kekalahan pertama mereka di La Liga musim ini di cetak di Kandang Sevilla dengan margin skor yang cukup tinggi yaitu 4-1. Kekalahan ini yang membuat Blaugrana turun ke posisi dua klasemen dengan jarak 2 poin dari sang pemuncak Klasemen, Real Madrid.

(Sumber: Fbref)

Sejauh ini Los Blancos memuncaki klasemen dengan mengoleksi 24 poin, hanya terpaut dua poin dari rival abadinya, Barcelona di posisi kedua.

Dalam 9 laga awal La Liga, mereka mencatatkan total 20 gol dari 19.9 expected goals (xG), metrik yang mengukur kualitas peluang berdasarkan seberapa besar kemungkinan sebuah tembakan berbuah gol. Dari sisi bertahan, lawan hanya mampu menghasilkan total 9 gol

dari 10.1 expected goals against (xGA) dari total 9 laga. Menariknya 5 gol kebobolan mereka diperoleh saat melawan Atlético di pekan ke tujuh. Jika digabungkan, Real Madrid memiliki xG Difference (xG Diff) sebesar +9.8 artinya selisih yang dihasilkan dari peluang yang mereka ciptakan (xG) dengan peluang yang mereka berikan ke lawan (xGA). Angka positif ini berarti dalam 9 laga awal, selain mereka sangat produktif dalam hal mencetak gol, Real Madrid juga punya pertahanan cukup solid yang terbukti mencatatkan clean sheet sebanyak 4 kali dan kebobolan 9 gol dari 9 laga– 5 gol diantaranya terjadi saat melawan Atlético Madrid.

(Sumber: Fbref)

Sementara itu, Barcelona musim ini start dengan cukup baik, berada di posisi dua klasemen La Liga dengan raihan 22 poin dengan catatan 7 kemenangan, 1 kali imbang dan 1 kali kalah. Barcelona hanya terpaut 2 angka dari Real Madrid yang berada di puncak klasemen. Di Liga Champions, mereka berhasil meraih dua kali kemenangan dan satu kali kekalahan.

Dari 9 laga awal La Liga mereka mencatatkan total 24 gol dari 19.6 xG. Sementara itu lawan mampu menghasilkan total 10 gol dari 10.8 expected goals against (xGA) dari total 9 laga. Jika digabungkan, Barcelona memiliki xG Difference (xG Diff) sebesar +8.8 artinya kemampuan menciptakan peluang Barcelona cukup baik, di sisi lain pertahanan mereka juga solid. Berhasil mencatatkan 3 cleansheet dan kebobolan 10 kali dalam 9 laga.

(Sumber: Fbref)

Prediksi Starting Line-up

Prediksi Starting Line-up (Sumber: FotMob Lineup Builder)

Di atas kertas Los Blancos diprediksi akan menggunakan formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3, Thibaut Courtois akan menjadi andalan di bawah mistar. Di lini belakang duet Raul Asencio dengan Éder Militão dipastikan akan dipasang seperti saat laga melawan Juventus, karena Dean Huijsen sudah fit dari cedera tapi masih diragukan tampil. Carreras yang selalu tampil bagus, dipastikan juga akan jadi pilihan tetap di pos bek kiri, sedangkan di sisi kanan, Xabi Alonso diperkirakan mempercayakan tempat pada Valverde karena Trent dan Carvajal harus absen karena cedera. Aurélien Tchouaméni dan Arda Güler akan menjadi double pivot andalan untuk mengawal lini tengah. Sementara Bellingham kemungkinan akan kembali dipercaya menjadi gelandang serang karena terbukti tampil impresif di beberapa laga dan mencetak gol kemenagan melawan Juventus. Di lini depan, kombinasi Vinícius Júnior, Kylian Mbappé, dan wonderkid Brahim Diaz diprediksi kembali akan diandalkan untuk mengeksploitasi lini belakang Barcelona karena Mastantuono harus absen karena cedera otot..

Sementara itu, Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick, diprediksi akan menurunkan formasi yang sama yaitu 4-2-3-1, Woijciech Szczesny akan tumpuan di bawah mistar. Sementara itu bek tengah akan diisi oleh duet Cubarsi dan Eric Garcia. Sementara Bek kanan, Kounde bisa dipastikan akan mengisi posisi tersebut, di kiri akan diisi oleh Alex Balde. Di lini tengah akan diisi oleh dua pivot yang bermain bagus sepanjang musim yaitu Pedri dan Frankie De Jong. Fermin Lopez yang bermain menakjubkan saat melawan Olympiakos dan mencatatkan hattrick kemungkinan akan dipasang sebagai gelandang serang. Sementara Lamine Yamal dan Marcus Rashford akan menjadi andalan di sayap untuk mengeksploitasi lini belakang Madrid. Posisi Striker kemungkinan besar akan diisi oleh Ferran Torres yang kemungkinan sudah pulih saat laga El Classico.

Fase Build-up dan Serangan

Xabi Alonso dan Hansi Flick terkenal memiliki gaya permainan yang hampir sama yaitu possesion-based, pressing agresif dan high-pressing. Ini terlihat dari beberapa skema yang permainan yang mereka mainkan di musim ini.

Pada saat fase build-up, Xabi Alonso yang memiliki identitas taktik berbasis positional play, sering menggunakan formasi 4-2-2-2 untuk fase build-up. Dimana mereka akan membentuk 4 bek dibelakang untuk merenggangkan press lawan, ini bisa terlihat dari klip pertandingan melawan Atlético Madrid.

Formasi Build-up Real Madrid saat melawan Atletico Madrid (Sumber: X @LamdarhriAchraf)

Militão dan Huijsen menjaga shape di tengah, sedangkan Carvajal dan Carreras menjaga kelebaran untuk progresi umpan lewat sayap. Tchouaméni dan Valverde bermain berdekatan di tengah untuk menjaga posisi agar bisa melakukan progresi umpan vertikal.

Pada klip di atas menunjukkan bahwa area tengah padat oleh pemain Atlético, maka yang dilakukan adalah progresi melalui sayap. Carreras menjaga jarak dengan Guiliano, kemudian melakukan pergerakan di sisi kiri. Vini yang turun untuk ikut membantu, membuat opsi umpan Carreras semakin terbuka, begitu pula Bellingham yang ikut menambah opsi umpan.

Kemarin saat melawan Juventus di Liga Champions, Real Madrid juga menggunakan skema build-up yang hampir sama namun dengan sedikit variasi. Mereka menggunakan formasi build-up 4-1-2-3..

Shape pemain Real Madrid saat fase build-up melawan Juventus (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Di lini belakang akan diisi oleh empat bek sedikit melebar yang berguna untuk merenggangkan press lawan, Tchouameni akan menopang Bellingham dan Guler yang berada di depan. Pada saat melawan Juventus terdapat hal yang menarik yaitu Valverde di pasang sebagai bek kanan. Ini menambah dimensi baru karena kemampuan Valverde yang bisa inverted ke tengah.

Pada saat menyerang, Los Blancos sering menggunakan formasi 3-2-5, dimana posisi di belakang akan diisi oleh Carreras, Huijsen dan Militão. Di lini tengah akan diisi oleh double pivot yaitu Valverde dan Tchouaméni. Sementara Vini dan Carvajal akan menjaga kelebaran maksimal. Ini terlihat dalam klip saat melawan Atletico Madrid di bawah ini.

Shape pemain Real Madrid saat fase menyerang melawan Atletico Madrid (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Beberapa variasi serangan yang dilakukan untuk menembus peratahanan antara lain pergerakan Mbappé yang mencoba lari ke belakang lini atau juga drop, tujuannya untuk merenggangkan shape pertahanan Madrid. Rotasi juga sering dilakukan oleh pemain depan Madrid seperti Güler dan Bellingham. Rotasi ini digunakan untuk mengurai pertahanan Atlético.

Terlihat klip di bawah, pergerakan Mbappé yang drop menarik kawalan Lenglet keluar. Ruang terbuka yang ditinggalkannya dimanfaatkan oleh Güler dan Mbappé untuk melakukan umpan kombinasi. Dan dengan bobot umpan yang pas, terciptalah gol penyeimbang dari Mbappé.

Shape pemain Real Madrid saat fase menyerang melawan Atletico Madrid (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Pada saat melawan Juventus yang punya pertahanan yang sangat rapat kemarin, variasi serangan juga coba dilakukan, diantaranya yaitu rotasi posisi gelandang mereka yaitu Arda Guler, meskipun dipasang cukup deep pada laga kemarin, tapi terlihat Xabi memberikan kebebasan lebih pada Guler. Tidak jarang terlihat tiba-tiba dia berada di depan untuk memberikan umpan. Ini bisa terlihat dari heatmap Guler pada laga kemarin.

Heatmap Arda Guler saat melawan Juventus (Sumber: Sofascore)

Pada laga tersebut, sebenarnya Real Madrid menggunakan segala cara untuk menembus pertahanan Juventus, set-piece juga menjadi opsi mereka. Terlihat mereka cukup banyak menggunakan variasi set-piece untuk mencetak gol namun sayangnya belum ada yang berbuah hasil.

Kemudian gol akhirnya datang dari kaki Bellingham, yang memanfaatkan bola muntah dari hasil tembakan Vini. Individual Brilliance dari pemain seperti Vini inilah yang kadang menjadi solusi untuk menembus pertahanan lawam yang sangat rapat.

Sementara itu, pada saat build-up Barcelona sering menggunakan formasi 4-2-4, di belakang 4 bek mereka akan sedikit melebar untuk merenggangkan press intens lawan. Sementara double pivot mereka—Pedri dan De Jong—berdekatan di tengah untuk melakukan distribusi bola ke depan.

Formasi build-up Barcelona saat melawan PSG (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Formasi itu juga dilakukan untuk mengurai dan merenggangkan pressing PSG, sekaligus berhati hati jika press mereka berhasil. Pada klip tersebut juga akan terlihat Kounde yang sedikit maju membantu Yamal untuk membuat Wide Overload di sisi kanan, ini digunakan untuk membuat situasi menang jumlah di area lawan.

Barcelona juga melakukan beberapa variasi serangan untuk memecah pertahanan lawan salah satunya adalah pergerakan up back through seperti klip di bawah ini.

Variasi pergerakan Up Back Through Barcelona saat lawan PSG (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Pergerakan Rasford turun akan membuat ruang yang ditinggalaknya kosong. Ruang inilah yang akan dimanfaatkan Martin untuk mengeksploitasi ruang tersebut. Switch play juga menjadi andalan Barcelona untuk mencari pemain terjauh yang lepas dari pressing lawan.

Ruang antar Lini juga menjadi target Hansi Flick untuk menembus pertahanan lawan, Fermin Lopez biasanya akan menjadi outlet untuk menerima umpan dari Pedri yang memiliki kemampuan distribusi bola yang bagus.

Fermin Lopez menjadi outlet umpan progresi di ruang antar lini (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Skema Pressing dan Pertahanan

Skema pressing antara Real Madrid dan Barcelona sebenarnya hampir mirip, mereka menggunakan pressing agresif yang disertai dengan garis pertahanan yang tinggi. Mungkin bedanya adalah Barcelona naik sangat tinggi dan sering menggunakan jebakan offside.

Dari klip laga melawan Atlético Madrid, terlihat garis pertahanan tinggi Real Madrid dieksploitasi oleh Atletico, mereka menggunakan serangan direct berbasis momen untuk menembus pertahanan Madrid.

Garis pertahanan tinggi Madrid dieksploitasi Atletico Madrid (Sumber: X @LamdarhriAchraf)

Sementara itu, Barcelona yang memiliki struktur pressing 4-2-3-1, memiliki pressing agresif yang disertai dengan garis pertahanan yang super tinggi. Sebenernya ini digunakan untuk merapatkan jarak antar lini dan memudahkan untuk memenangkan perebutan bola.

Pressing Barcelona saat melawan PSG (Sumber: Youtube Ruang Taktik)

Garis pertahanan tinggi ibarat pedang bermata dua, jika tidak ada koordinasi dan kemampuan pembacaan bola yang baik, maka pertahanan akan semakin mudah untuk di tembus. Ini terlihat pada beberapa laga terakhir Barcelona dimana bek mereka sering melakukan skema jebakan Offside namun gagal dan berakhir terciptanya peluang dan gol.

Dua klip diatas cukup menggambarkan di mana letak kelemahan masing-masing tim musim ini, Kekalahan telak Real Madrid dari Atletico Madrid membuktikan bahwa mereka lemah

dari koordinasi garis pertahanan tinggi, set piece, duel udara dan kemampuan mengantisipasi bola atas. Sementara itu kekalahan Barcelona dari Sevilla dan PSG membuktikan bahwa garis pertahanan tinggi mereka adalah penyumbang gol terbanyak bagi lawan.

Penutup

Real Madrid dan Barcelona adalah dua klub tersukses di Spanyol, dan bersama-sama, mereka telah mendefinisikan narasi sepak bola dunia. Rivalitas mereka bermula sejak awal abad ke-20 dan telah bertahan dari berbagai generasi pemain, manajer, dan ideologi. Setiap duel di antara mereka menceritakan kisah yang melampaui sepak bola — kisah tentang budaya, identitas, dan kekuasaan.

Namun, di tengah kompleksitas taktik dan detail angka, El Clásico selalu menyisakan ruang bagi hal yang tak bisa diukur: momen individual, keberanian, dan sedikit keberuntungan. Mungkin satu aksi brilian dari Mbappé, atau satu sentuhan ajaib dari Yamal, bisa mengubah arah laga — sekaligus menulis babak baru dalam rivalitas bersejarah ini.

Dengan segala ketegangan, tekanan, dan gengsi yang menyelimuti, El Clásico edisi ke-261 ini bukan hanya tentang siapa yang menang, tetapi sekaligus menejadi ultimatum awal tentang siapa yang siap untuk menjadi juara di akhir musim.

Prediksi Skor: Real Madrid 3-2 Barcelona

Real Madrid Win: 45% Seri: 25%

Barcelona Win: 30%

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru