Oleh peserta Liga Pundit: M Iqbal Harisuddin (@m_iqbalhrs)
Setelah kekalahan menyakitkan di Anfield, Xabi Alonso dihadapkan pada misi yang sulit yaitu menghadapi Rayo Vallecano–tim yang dikenal sebagai penghancur raksasa di Vallecas. Laga ini adalah lanjutan Jornada ke-12 La Liga yang akan dilaksanakan di Estadio de Vallecas, Madrid, Minggu (9/11/2025), pukul 22.15 WIB.
Terlepas kekalahan 1-0 dari Liverpool di Liga Champions, penampilan Real Madrid di La Liga sejauh bisa dikatakan sangat impresif, dari 11 pertandingan yang telah dilakoni, Los Blancos hanya kalah satu kali dan berhasil memuncaki klasemen sementara La Liga musim ini. Laga besok melawan Rayo Vallecano adalah ajang Xabi Alonso untuk membangkitkan mental timnya lagi dalam berkompetisi di ajang La Liga.
Real Madrid sedikit diuntungkan, karena memiliki jeda istirahat yang lumayan lebih lama dibandingkan Rayo Vallecano yang harus bertanding dulu dalam lanjutan Conference League pada Jumat dini hari. Jeda istirahat 3 hari inilah yang akan membuat recovery pemain Real Madrid akan lebih maksimal.
Di lain sisi, Rayo Vallecano bukanlah lawan yang bisa diremehkan. Rayo Vallecano terkenal sebagai The Giant Slayer karena seringkali menjadi lawan sulit bagi tim-tim besar seperti Barcelona, Real Madrid dan Atletico Madrid. Meskipun sempat mengalami masa sulit di awal musim La Liga, rentetan hasil positif perlahan membuat semangat mereka kembali bangkit. Berada di posisi sepuluh dengan raihan 14 poin bukanlah hasil yang buruk untuk Rayo
Vallecano, apalagi pada bulan Oktober lalu mereka tak terkalahkan di semua kompetisi–Conference League, La Liga dan Copa Del Rey, dari 6 laga yang telah dimainkan, mereka 5 kali menang dan 1 kali imbang. Catatan yang sangat impresif bagi Inigo Perez sebagai pelatih Rayo Vallecano.
Pada laga akhir pekan nanti, Real Madrid dipastikan akan bermain tanpa beberapa pemain kuncinya seperti Aurélien Tchouaméni, Dani Carvajal, Franco Mastantuono, Ferland Mendy, David Alaba dan Antonio Rüdiger yang harus absen karena cedera. Sementara itu, tuan rumah, Rayo Vallecano juga akan kehilangan pemain vital mereka pada laga krusial ini, seperti Unai Lopez, Abdul Munim dan Luiz Felipe dipastikan absen karena cedera.
Performa dan Rekor Pertemuan Klub
Dalam lima pertemuan terakhir melawan Rayo Vallecano, Real Madrid dominan dan belum terkalahkan dengan mencatatkan 2 kemenangan dan 3 kali hasil imbang. Namun jika dilihat lebih teliti lagi, ada fakta menarik ketika Real Madrid harus bertandang ke Estadio de Vallecas. Dari lima laga terakhir yang dimainkan di kandang Rayo Vallecano, Real Madrid hanya bisa menang sekali, kalah 2 kali dan seri sekali. Ini membuktikan bahwa Atmosfir Vallecas selalu menjadi mimpi buruk bagi Los Blancos. Terakhir kali Real Madrid mampu mengalahkan Rayo Vallecano di kandangnya adalah pada 27 Februari 2022.

Real Madrid musim ini memiliki performa tandang yang cukup kuat. Dari lima laga away di La Liga, mereka 4 kali menang dan sekali kalah. Ini menunjukkan bahwa Real Madrid sangat baik meskipun bermain di kandang lawan.
Sementara itu di La Liga, Rayo Vallecano musim ini tampil belum konsisten saat berlaga di kandangnya sendiri. Tercatat dari empat pertandingan yang telah dilalui di kandang, mereka berhasil menang 1 kali, imbang 2 kali dan 1 kali kalah. Mampu mencetak 3 gol dan kebobolan 3 gol. Meski belum konsisten, Rayo Vallecano tetap mampu memberi ancaman nyata saat laga kandang, terutama bagi Real Madrid yang selalu kesulitan saat bertandang di Vallecas.

Sejauh ini Los Blancos memuncaki klasemen dengan mengoleksi 30 poin, hanya terpaut 5 poin dari Barcelona yang berada di posisi kedua dengan koleksi 25 poin. Dalam 11 laga awal La Liga, mereka mencatatkan total 26 gol dari 26.4 expected goals (xG)–metrik yang mengukur kualitas peluang berdasarkan seberapa besar kemungkinan sebuah tembakan berbuah gol. Sedangkan dari sisi pertahanan, lawan hanya mampu mencetak total 10 gol dari 11.8 expected goals against (xGA) ke gawang Real Madrid musim ini. Dengan xG Difference (xG Diff) sebesar +14.6, Real Madrid menunjukkan dominasi yang tidak hanya lahir dari produktivitas menyerang, tetapi juga dari efisiensi struktural dalam bertahan. Angka tersebut mencerminkan selisih antara peluang berkualitas yang mereka ciptakan (xG) dan peluang yang mereka izinkan kepada lawan (xGA) sepanjang sebelas laga awal. Margin positif sebesar itu menegaskan keseimbangan permainan Real Madrid—mereka tak hanya tajam di depan, tetapi juga cukup solid di lini belakang. Hal itu tercermin jelas lewat lima clean sheet dengan rata-rata kebobolan 0.9 per laga, sebuah kombinasi yang menegaskan efektivitas sistem Xabi di kedua fase permainan di La Liga musim ini.

Sementara itu, Rayo Vallecano yang sempat kesulitan di 7 pertandingan awal di bawah kepelatihan Inigo Perez, mampu kembali bangkit dengan membawa 3 kemenangan beruntun di pekan ke 8-10. Berada di posisi kesepuluh klasemen La Liga dengan raihan 14 poin dengan catatan 4 kemenangan, 2 kali imbang dan 5 kali kalah. Rayo Vallecano terpaut 16 poin dari Real Madrid yang berada di puncak klasemen.
Dari 11 laga awal La Liga. Rayo Vallecano mencatatkan total 12 gol dari 15.7 xG. Sementara itu lawan mampu menghasilkan total 14 gol dari 16 expected goals against (xGA) dari total 11 laga. Jika digabungkan, Rayo Vallecano memiliki xG Difference (xG Diff) sebesar – 0.3 artinya kemampuan menciptakan peluang Leverkusen cukup baik dengan menciptakan rata-rata 1.3 gol per pertandingan, namun pertahanan mereka cukup buruk kebobolan 14 gol dari 11 pertandingan, dan laga terakhirnya di La Liga harus kalah dari Villarreal dengan skor telak 0-4 di kandang.

Prediksi Starting Line-up


Di atas kertas Los Blancos diprediksi akan menggunakan formasi 4-2-3-1, Real Madrid masih akan mengandalkan Dean Huijsen sebagai bek tengah, yang berpotensi akan berduet kembali dengan Éder MilitĂŁo–yang tampil baik saat melawan Liverpool di Liga Champions kemarin. Carreras yang selalu tampil bagus, jadi pilihan di sisi kiri, sedangkan di sisi kanan, Xabi Alonso diperkirakan mempercayakan tempat pada Trent Alexander-Arnold karena Carvajal harus absen karena cedera. Duet Valverde dan Eduardo Camavinga kemungkinan akan menjadi double pivot andalan untuk mengawal lini tengah karena AurĂ©lien TchouamĂ©ni dikabarkan cedera hamstring setelah laga melawan Liverpool. Sementara Jude Bellingham kemungkinan akan kembali dipercaya menjadi gelandang serang karena sudah bermain baik di beberapa laga. Di lini depan, kombinasi VinĂcius JĂşnior, Kylian MbappĂ©, dan Arda GĂĽler diprediksi kembali akan diandalkan untuk mengeksploitasi lini belakang Rayo Vallecano.
Sementara itu, Rayo Vallecano di bawah asuhan Inigo Perez, diprediksi akan menurunkan formasi 4-2-3-1, dimana bek tengah akan diisi oleh diuet Nobel Mendy dan Florian Lejune. Sementara pos bek kanan dan kiri akan masing-masing diisi oleh Pep Chavarria dan Andrei Ratiu. Double pivot akan diisi oleh Pathe Ciss dan Pedro Diaz. Koridor sayap kanan dan kiri masing-masing akan diisi oleh Jorge De Frutos dan Alvaro Garcia. Isi Palazon akan di plot sebagai gelandang serang yang akan menopang Alexandre Zurawski sebagai striker.
Prediksi Jalannya Pertandingan
Sejauh ini Xabi Alonso merupakan pelatih yang adaptif dan fleksibel, sering kali mengubah pendekatan tergantung lawan yang dihadapinya. Fakta menariknya adalah Xabi belum pernah memasang 11 pemain inti tetap di setiap pertandingan dari awal musim. Pada saat fase build-up, Xabi Alonso yang memiliki identitas taktik berbasis positional play, sering menggunakan formasi 4-2-2-2 untuk fase build-up. Dimana mereka akan membentuk 4 bek dibelakang untuk merenggangkan press lawan, ini bisa terlihat dari klip pertandingan melawan Atlético Madrid.

Militão dan Huijsen menjaga shape di tengah, sedangkan Carvajal dan Carreras menjaga kelebaran untuk progresi umpan lewat sayap. Tchouaméni dan Valverde bermain berdekatan di tengah untuk menjaga posisi agar bisa melakukan progresi umpan vertikal.
Pada klip di atas menunjukkan bahwa area tengah padat oleh pemain Atlético, maka yang dilakukan adalah progresi melalui sayap. Carreras menjaga jarak dengan Guiliano, kemudian melakukan pergerakan di sisi kiri. Vini yang turun untuk ikut membantu, membuat opsi umpan Carreras semakin terbuka, begitu pula Bellingham yang ikut menambah opsi umpan.
Saat melawan Juventus di Liga Champions, Real Madrid juga menggunakan skema build-up yang hampir sama namun dengan sedikit variasi. Mereka menggunakan formasi build-up 4-1-2-3.

Di lini belakang akan diisi oleh empat bek sedikit melebar yang berguna untuk merenggangkan press lawan, Tchouameni akan menopang Bellingham dan Guler yang berada di depan. Pada saat melawan Juventus terdapat hal yang menarik yaitu Valverde di pasang sebagai bek kanan. Ini menambah dimensi baru karena kemampuan Valverde yang bisa inverted ke tengah.

Pada saat melawan Liverpool di Liga Champions kemarin juga begitu, diatas kertas Xabi menggunakan formasi yang sama seperti saat melawan Barcelona yaitu 4-1-4-1. Formasi tersebut akan berubah secara dinamis dalam fase buildup menjadi 4-2-4 atau 4-2-2-2. Ada hal menarik ketika Camavinga dipasang sebagai starter, dia memiliki role baru sebagai defensive winger. Tugasnya adalah menjadi winger yang punya tugas tambahan untuk memutus serangan balik lawan dan memperkuat aspek bertahan. Dean Huijsen akan menjadi jantung serangan di belakang. Ketika semua pemain di man-to-man marking oleh pemain Liverpool, Huijsen akan melakukan lari vertikal untuk memecah block press Liverpool, menciptakan situasi overload dimana Salah kebingungan untuk menjaga dua pemain. Bola kemudian berhasilkan dialirkan kepada Carreras di depan yang kemudian melakukan umpan dengan Vinicius.
Pada saat menyerang, Los Blancos sering memanfaatkan transisi cepat untuk untuk menembus pertahanan lawan. Transisi cepat itu akan terasa sangat menyakitkan bagi lawan karena Real Madrid mempunyai pemain yang memiliki atribut run in behind yang sangat baik seperti Mbappe. Pada klip di bawah ini akan menunjukkan bahwa Bellingham yang memiliki visi tinggi akan memberikan through pass ke Mbappe yang melakukan run in behind, hasilnya gol tercipta ke gawang Barcelona. Kemampuan inilah yang akan diandalkan kembali saat melawan Rayo Vallecano minggu besok.

Variasi serangan lain yang sering dilakukan Real Madrid biasanya berasal dari sisi kiri, memanfaatkan kombinasi Vinicius dan Carreras. Dengan memanfaatkan kemampuan dribble Vinicius, Carreras akan mengirimkan umpan lop dan terobosan untuk mengeksploitasi pertahanan lawan. Namun pada saat melawan Liverpool kemaren, pergerakan Vini sukses diredam oleh Conor Bradley sehingga daya eksplosif Vini di sisi kiri kurang terlihat.
Pada saat Out-Off Possesion (OOP), Real Madrid sering menggunakan high-pressing aggresif yang diikuti dengan garis pertahanan tinggi. Saat melawan liverpool struktur yang terbentuk akan seperti 4-4-2, dimana Bellingham dan Mbappe akan mengawali press di
depan. Tujuan menggunakan garis pertahanan tinggi sebenarnya untuk merapatkan jarak antar lini dan memudahkan untuk memenangkan perebutan bola.
Namun dari sini cara Liverpool bagus dalam menghadapi pressing agresif Madrid, mereka menggunakan longpass untuk melompati press Madrid. Dalam beberapa momen terlihat Huijsen sering kali step-up untuk mengambil bola dari longpass Liverpool tersebut, tujuannya bagus untuk segera merebut second-ball, namun ketika gagal, pos yang ditinggalkan Huijsen sering dieksploitasi pemain depan Liverpool dan berbuah menjadi peluang. Meskipun mengalami kekalahan dari Liverpool, namun pendekatan taktik Xabi tidaklah salah, laga-laga besar sepeti ini kadang ditentukan oleh intensitas dan individual skills pemain saat berada di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi Rayo Vallecano di kandangnya, Real Madrid akan kembali mengandalkan dominasi, pressing agresif dan kemampuan Mbappe dan Vini dalam mengeksploitasi pertahanan lawan.
Ada pendapat menarik dari Arne Slot seusai laga melawan Real Madrid tentang taktik yang dia gunakan,
“Saya rasa kita perlu mengendalikan hampir segalanya jika melawan Real Madrid karena mereka punya banyak senjata. Tapi yang saya katakan adalah, kita harus melakukan high press dan agresif, atau kita akan melakukan low block sepenuhnya.”
Jika Anda berada di antara keduanya–mid block, bermain melawan Vinicius atau Mbappe, yang mungkin merupakan salah satu pemain dengan deep run dan kecepatan luar biasa, sangat sulit untuk mengendalikannya” @LFCTransferRoom
Pendekatan inilah yang bisa digunakan Rayo Vallecano untuk mencoba mencuri poin di kandang sendiri. Pressing tinggi dan agresif juga merupakan ciri khas dari permainan Rayo Vallecano di era Inigo Perez, pada saat melawan Barcelona, Rayo tercatat memiliki PPDA (Passes Per Defensive Action) yang cukup kecil yaitu 8.7 artinya mereka melakukan high-pressing agresif di pertahanan Barcelona, sehingga rata-rata Barcelona hanya bisa melakukan sekitar 8,7 umpan saat build-up.

Dari Grafik high turnovers, di bawah ini cukup menjelaskan bagaimana kemampuan counterpress Rayo Vallecano juga sangat baik, terbukti mereka bisa melakukan 6 High turnovers dan 1 berbuah menjadi sebuah shot. Ini mengakibatkan lawan sangat sulit untuk balik badan dan melakukan progresi nyaman untuk membawa bola ke depan.

Pressing mereka yang agresif dan efektif ini menyebabkan Barcelona mengalami 34 kali kehilangan bola di area berbahaya mereka sendiri. Jumlah ini hampir 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan Rayo Vallecano. Dua diantaranya berbuah menjadi shot ke gawang Barcelona.
Selain pressing agresif, yang bisa dimanfaatkan Rayo Vallecano ketika bertemu Real Madrid adalah set-piece. Dua kekalahan Madrid musim ini dari Atletico Madrid dan Liverpool, semuanya tidak jauh dari kesalahan antisipasi set-piece. Selain itu, Rayo Vallecano juga memiliki senjata lain yaitu permainan sayap yang cepat yang dipimpin oleh Alvaro Garcia. Sang pemain telah menunjukkan performa yang impresif di musim ini dengan torehan 5 gol dan tiga asisst.
Penutup
Rayo Vallecano mungkin bukan tim dengan kualitas individu selevel Real Madrid, tetapi di Vallecas, mereka punya sesuatu yang berbeda—identitas kolektif yang berani dan pressing yang mengganggu ritme lawan.
Bagi Xabi Alonso, laga ini bukan sekadar soal tiga poin, tetapi tentang membuktikan bahwa mereka mampu bangkit di tengah kekalahan yang menyakitkan di Anfield kemarin. Jika Real Madrid mampu melewati badai pressing Rayo, mereka akan memperkuat status sebagai kandidat juara yang bukan hanya unggul di atas kertas, tapi juga di situasi yang sulit di lapangan.
Prediksi Skor: Rayo Vallecano 1-3 Real Madrid
Rayo Vallecano: 15 % Seri: 25%
Real Madrid Win: 60%


