Oleh peserta Liga Pundit: M Iqbal Harisuddin (@m_iqbalhrs)
Di bawah asuhan Vincent Kompany, Bayern München mengukir sejarah sebagai tim pertama di lima liga top Eropa yang memenangkan 14 pertandingan pertama mereka di semua kompetisi. Pekan ini mereka akan menjamu tamunya Bayer Leverkusen dalam lanjutan pekan ke-9 Bundesliga di Allianz Arena, Munchen, Minggu (02/11/2025), pukul 00.30 WIB.
Dalam laga ini, Bayern München mengusung misi mempertahankan catatan sempurnanya di liga untuk memperlebar jarak dari RB Leipzig yang membuntutinya posisi kedua. Bayern tampil sempurna pada musim ini dengan memenangi 8 pertandingan pertama di liga dan hanya kebobolan tiga gol. Sementara Leverkusen yang berada di posisi ke lima menargetkan bisa mencuri poin di Allianz Arena untuk menjaga asa agar bisa masuk di zona Eropa. Bukan tanpa alasan, sepeninggal Xabi Alonso mereka cukup kesulitan untuk bisa bersaing lagi di papan atas. Hampir semua pemain yang ikut membantu meraih gelar Bundesliga juga ikut pindah klub, taktis hanya menyisakan Alex Grimaldo yang sekarang menjadi tumpuan tim. Di awal musim, mereka sempat kesulitan di beberapa pertandingan dan harus memecat Eric Ten Hag yang baru melatih sekitar 2 bulan, namun setelah itu, Leverkusen perlahan kembali bisa bermain stabil di bawah asuhan Kasper Hjulmand.
Leverkusen harus bertandang ke Allianz Arena tanpa beberapa pemain kuncinya seperti Ezequiel Fernandez, Axel Tape dan Malik Tillman karena cedera. Begitu pula bagi tuan rumah, mereka harus tampil dihadapan publik sendiri tanpa beberapa pemain penting
seperti Alphonso Davies, Hiroki Ito dan Jamal Musiala yang harus absen karena cedera panjang.
Performa dan Rekor Pertemuan Klub
Dari 5 pertemuan terakhir dengan Bayer Leverkusen di semua kompetisi, Bayern München lebih unggul dengan catatan 2 kali menang, 2 kali imbang dan sekali kalah. Leverkusen yang diawal musim yang sempat mengalami kesulitan di bawah pelatih Erik Tenhag, kini mulai kembali bangkit dengan rentetan hasil positif kecuali saat dibantai oleh PSG di liga Chamions dengan skor yang cukup mencolok 2-7 di kandang sendiri.
Bayern München musim ini melanjutkan performa kandang yang kuat. Dari empat pertandingan kandang yang telah dimainkan di Bundesliga, mereka mencatatkan 100% kemenangan. Ini menunjukkan bahwa Alianz Arena masih menjadi benteng yang sulit ditembus lawan. Tingkat produktivitasnya pun tinggi, mampu mencetak 17 gol dengan hanya sekali kebobolan saat melawan Dortmund
Sementara itu, Bayer Leverkusen tampil baik saat away, meskipun belum bisa dikatakan dominan. Dari 3 pertandingan tandang di Bundesliga sejauh ini, mereka mengoleksi 7 poin dengan catatan meraih 2 kemenangan dan sekali seri. Mampu mencetak 9 gol dan kebobolan 7 gol. Saat di latih Kasper Hjulmand Levrkusen belum terkalahkan saat laga tandang.

Sejauh ini The Bavarian memuncaki klasemen dengan mengoleksi 24 poin, terpaut tujuh poin dari Leverkusen yang berada di posisi kelima dengan koleksi 17 poin. Dalam 8 laga awal Bundesliga, mereka mencatatkan total 30 gol dari 22.8 expected goals (xG)–metrik yang mengukur kualitas peluang berdasarkan seberapa besar kemungkinan sebuah tembakan berbuah gol. Sedangkan dari sisi pertahanan, lawan hanya mampu mencetak total 4 gol dari 5.6 expected goals against (xGA) ke gawang Bayern musim ini.
Dengan xG Difference (xG Diff) sebesar +17,2, Bayern menunjukkan dominasi yang tidak hanya lahir dari produktivitas menyerang, tetapi juga dari efisiensi struktural dalam bertahan. Angka tersebut mencerminkan selisih antara peluang berkualitas yang mereka ciptakan (xG) dan peluang yang mereka izinkan kepada lawan (xGA) sepanjang delapan laga awal. Margin positif sebesar itu menegaskan keseimbangan permainan Bayern—mereka tak hanya tajam di depan, tetapi juga disiplin di lini belakang. Hal itu tercermin jelas lewat lima clean sheet dan hanya empat gol kebobolan, sebuah kombinasi yang menegaskan efektivitas sistem Kompany di kedua fase permainan

Sementara itu, Bayer Leverkusen yang sempat struggle di awal musim di bawah kepelatihan Eric Ten Hag, mampu bangkit dengan membawa rentetan hasil positif di era Kasper Hjulmand. Berada di posisi lima klasemen Bundesliga dengan raihan 17 poin dengan catatan 5 kemenangan, 2 kali imbang dan 1 kali kalah. Leverkusen terpaut 7 poin dari Bayern München yang berada di puncak klasemen. Sementara itu nasib berbeda terjadi di Liga Champions, mereka hanya berhasil meraih 2 poin dari 3 pertandingan. Di Pertandingan terakhir, mereka di bantai PSG dengan skor telak 2-7 di kandang mereka sendiri.
Dari 8 laga awal Bundesliga. Leverkusen mencatatkan total 14 gol dari 15.1 xG. Sementara itu lawan mampu menghasilkan total 11 gol dari 8.6 expected goals against (xGA) dari total 8 laga. Jika digabungkan, Leverkusen memiliki xG Difference (xG Diff) sebesar +6.5 artinya kemampuan menciptakan peluang Leverkusen cukup baik, di sisi lain pertahanan mereka juga solid. Berhasil mencatatkan 2 cleansheet dan kebobolan 11 kali dalam 8 laga.

Prediksi Starting Line-up


Di atas kertas The Bavarian diperkirakan akan menggunakan pakem formasi yang sama seperti laga-laga sebelumnya yaitu 4-2-3-1, dimana duet Jonathan Tah dan Dayot Upamecano akan menjadi tumpuan di lini belakang, Sementara pos bek kiri dan kanan akan diisi oleh Konrad Laimer dan Sacha Boey yang diperkirakan kembali starter. Tapi tidak bisa dipungkiri jika pada posisi tersebut dilakukan rotasi karena pemain seperti Stanisic sudah kembali fit.
Sementara di tengah, double pivot akan diisi oleh pasangan Pavlovic dan Joshua Kimmich. Leon Goretzka juga bisa jadi opsi tandem Kimmich, tergantung bagaimana pendekatan yang mau diambil Kompany selaku pelatih. Sementara Serge Gnabry kemungkinan akan kembali dipercaya menjadi gelandang serang untuk menopang Harry Kane sebagai striker. Di koridor sayap akan diisi oleh dua winger skillfull mereka yaitu Michael Olise dan Luis Diaz, yang akan mengeksploitasi lini pertahanan Leverkusen. Ujung tombak akan diisi oleh mesin gol The Bavarian musim ini yaitu Harry Kane. Trio Olise-Kane-Diaz musim ini sangat fantastis di lini serang Bayern München. Kombinasi mereka telah menyumbang 37 dari 51 gol yang telah dicetak Bayern musim ini.
Sementara itu, Kasper Hjulmand diprediksi akan menurunkan formasi 3-4-2-1. Di mana lini belakang akan diisi oleh Trio bek andalan yaitu Edmond Tapsoba-Loic Bade-Jarell Quansah. Di pos wingback kanan dan kiri akan diisi oleh Arthur dan Alejandro Grimaldo. Dengan Ezequiel Fernández yang harus absen karena cedera lutut, pasangan yang paling realistis untuk mengisi double pivot adalah Robert Andrich bersama Aleix Garcia (atau alternatif lain yang lebih bertahan jika Hjulmand ingin menjaga kestabilan). Di pos gelandang serang akan diisi oleh Ernest Poku dan Hofmann yang akan menopang ujung tombak mereka yaitu Patrik Schick. Jika kondisi Schick belum fit, kemungkinan besar akan digantikan oleh striker mereka asala Kamerun yaitu Christian Kofane.
Prediksi Jalannya Pertandingan
Di bawah asuhan Vincent Kompany, Bayern München berevolusi menjadi tim yang memiliki performa terbaik di Eropa musim ini. Bayern telah memenangkan 14 dari 14 pertandingan musim ini dan berhasil mencetak 51 gol. Secara statistik juga Bayern saat ini rata-rata telah melepaskan sekitar 19.37 tembakan per 90 menit dan rata-rata mencetak 3.75 gol per 90 menit di laga Bundesliga musim ini. (Fbref)
Pada saat fase build-up, formasi awal 4-2-3-1 akan berubah menjadi 3-4-3, dimana Kimmich akan drop ke lini pertahanan untuk membentuk 3 pemain di lini belakang. Dua wingback mereka akan maju ke depan dan akan inverted ke tengah, hal ini bertujuan untuk membuat jalur umpan dari bek tengah ke winger mereka menjadi terbuka.

Pada saat menyerang, formasi akan terbentuk menjadi 2-4-4 atau 2-2-6 ultra offensif, seperti yang terlihat di klip Bayern melawan Hamburg SV di bawah ini,

Proses awal ketika Bayern menyerang tergantung pada dua bek mereka yaitu Upamecano dan Tah yang mengalirkan bola, serta dua gelandang mereka yaitu Kimmich dan Goretzka. Kimmich juga kadang sering turun ke lini pertama untuk melakukan umpan-umpan progresi ke depan. Dua wingback mereka yaitu Laimer dan Boey akan naik untuk membantu overload di depan. Mereka tidak selalu melakukan overlap–bergerak ke luar– tapi juga kadang melakukan underlap–bergerak ke dalam, tujuannya sama untuk membuat situasi unggul jumlah di sisi sayap.
Kompany juga sering menggunakan koridor sayap untuk membuat situasi menjadi 2v1, dimana Olise dan Boey sering melakukan rotasi posisi, Boey bisa melakukan overlap atau underlap, ini dilakukan untuk menyulitkan fullback lawan saat bertahan. Begitupula di sayap kiri, Diaz dan Laimer juga sering melakukan rotasi posisi untuk menyulitkan pertahanan lawan.
Aspek lain dari Bayern asuhan Kompany adalah sering melakukan overload di area tertentu atau satu sisi lapangan, kemudian beralih ke sisi yag lain. Bayern menciptakan 45% golnya sejauh ini dari switch play. Mereka memanfaatkan overload dengan permainan di ruang antar lini. Dengan banyaknya pemain di lini depan, akan membuat opsi umpan-umpan pendek lebih mudah.

Pada saat menyerang, Bayern di bawah asuhan Kompany sering melakukan manipulasi kepada bek lawan untuk menciptakan situasi sulit bagi lawan untuk mengambil keputusan, bisa terlihat dari ilustrasi di bawah ini,

Situasi ini akan diciptkan oleh Harry Kane dan Gnabry, mereka sering drop untuk menarik lawan. Kondisi ini akan membuat bek lawan menjadi dilema. Jika mereka mengikuti pergerakan Kane dan Gnabry maka akan tercipta ruang kosong di belakang yang bisa dimanfaatkan winger-winger Bayern untuk menerima longpas dari belakang. Namun
sebaliknya, jika mereka membiarkan mereka drop, maka akan memudahkan mereka untuk meneri umpan melalui lini tengah. Pada zona ini juga kerap kali Kane dan Gnabry sering melakukan rotasi untuk menarik bek lawan
Pada saat memasuki sepertiga akhir pertahanan lawan, banyak pemain Bayern akan memasuki kotak penalti, biasanya akan terlihat sekitar 6 pemain Bayern akan memasuki kotak penalti.

Mayoritas gol Bayern musim ini tercipta dalam situasi seperti ini, pemain akan mencari pocket of space atau kadang melakukan cutback untuk menciptakan gol. Dengan banyaknya pemain yang masuk ke kotak penalti, setiap pemain jadi punya opsi untuk mencetak gol. Taktik seperti inilah yang juga akan diterapkan saat melawan Bayer Leverkusen pada Minggu besok. Bermain dominan dengan pressing man-to-man yang agresif.
Sementara itu Leverkusen sejak kedatangan Kasper Hjulmand pada September 2025, dia membawa sentuhan yang berbeda pada struktur permainan Bayer Leverkusen. Jika era Xabi Alonso dan Ten Hag lebih menonjolkan penguasaan bola progresif, maka Hjulmand menekankan pada pressing terstruktur dan efisiensi transisi — dua prinsip yang juga menjadi ciri khasnya bersama tim nasional Denmark. Dalam beberapa pertandingan awal, Leverkusen tampil lebih agresif dalam pressing di area tengah, dengan fokus menjaga jarak antarlini agar tidak mudah ditembus.
Dalam build-up, Leverkusen kerap membentuk pola 3-2-5, di mana Aleix García menjadi penghubung vertikal antara lini belakang dan tengah, sementara Robert Andrich menjaga stabilitas di area pivot. Kedua wing-back — Grimaldo dan Arthur — berperan sebagai sumber progresi utama di half-space, membuka jalur diagonal menuju Hofmann dan Poku yang beroperasi di antara garis pertahanan lawan.
Hjulmand juga menekankan fleksibilitas bentuk. Saat bertahan, Leverkusen bisa bertransformasi dari 3-2-5 menjadi 5-4-1 yang kompak, menutup ruang di tengah untuk mencegah kombinasi vertikal Bayern. Pola ini memungkinkan mereka bertahan dengan blok sedang, tapi tetap memiliki jarak antar pemain yang pendek untuk melakukan counter-press ketika bola direbut.
Di fase transisi, Hjulmand memberi perhatian khusus pada reaksi lima detik pertama setelah merebut bola — prinsip yang identik dengan filosofi “immediate transition” ala Opta.
Kecepatan berpikir dan eksekusi menjadi fondasi sistem ini, dengan Hofmann dan Poku menjadi outlet utama untuk serangan vertikal cepat menuju Schick di lini depan.
Menghadapi Bayern, pola itu kemungkinan tetap menjadi senjata utama. Leverkusen akan menunggu momen ketika Bayern kehilangan shape di sisi sayap — terutama setelah Laimer atau Boey naik membantu serangan — untuk kemudian mengeksploitasi ruang di belakang bek sayap lewat umpan vertikal langsung. Efisiensi, bukan dominasi bola, akan jadi parameter keberhasilan mereka: seberapa cepat mereka bisa mengubah tekanan menjadi peluang berbahaya. Set piece juga menjadi senjata bayer Leverkusen dalam pertandingan, terbukti Alex Grimaldo musim ini berhasil mencetak 4 gol dari proses direct freekick.
Penutup
Dari sini, tantangan sesungguhnya bagi Vincent Kompany dan Bayern München benar-benar dimulai. Setelah mencatat 14 kemenangan beruntun di semua kompetisi, mereka kini menghadapi tim yang mungkin tidak sekomplet musim lalu, tapi jauh lebih taktis di bawah Kasper Hjulmand. Leverkusen bukan lagi tim yang hanya mengandalkan keindahan permainan seperti era Xabi Alonso, melainkan sebuah mesin dengan efisiensi tinggi—bermain dengan disiplin, tajam saat transisi, dan pragmatis tanpa kehilangan identitas.
Kompany akan diuji bukan hanya oleh kualitas pemain lawan, tapi oleh adaptabilitas taktiknya sendiri. Bayern yang terbiasa mengontrol pertandingan bisa saja dipaksa bermain di ruang-ruang sempit dan tempo yang ditentukan Leverkusen. Di titik inilah, kemampuan mereka menjaga keseimbangan antara dominasi dan kehati-hatian akan jadi pembeda.
Jika Bayern berhasil menundukkan Leverkusen yang sedang berevolusi ini, mereka bukan sekadar mempertahankan kesempurnaan—melainkan menegaskan bahwa era Kompany bukan sekadar euforia awal musim, melainkan awal dari supremasi baru. Tapi jika Hjulmand mampu menahan atau bahkan mencuri poin di Allianz Arena, itu bisa menjadi penanda bahwa kesempurnaan Bayern mulai retak dari dalam: bukan karena kelemahan, melainkan karena ada tim lain yang kini cukup cerdas untuk menantangnya di level taktik dan mentalitas.
Prediksi Skor: Bayern München 3-1 Bayer Leverkusen
Bayern München Win: 60% Seri: 25%
Bayer Leverkusen Win: 15%


