Preview Napoli vs Inter Milan: Napoli Tantang Inter di Tengah Krisis Performa

Oleh peserta Liga Pundit: Aldhi Rizki Darmawan (@dhialdhi – IG)

Napoli akan berupaya mengembalikan marwahnya sebagai juara bertahan Serie A kala menyambut Inter Milan pada Giornata 8 Serie A musim 2025-26 di Stadion Diego Armando Maradona tanggal 25 Oktober 2025. Il Partenopei dan La Beneamata saat ini tengah berbagi poin yang sama di tabel klasemen dengan 15 poin. Hanya selisih gol yang menempatkan Inter setingkat lebih tinggi dengan lima gol lebih banyak dibandingkan Napoli.

Head-to-head kedua tim dalam lima pertemuan terakhir menunjukan sebuah ketimpangan. Tiga laga terakhir berakhir imbang dengan skor 1-1, sementara sisanya dimenangkan Inter, termasuk kemenangan penting ketika Inter memenangkan Supercoppa Italia 2024 dengan skor 1-0 lewat gol Lautaro Martinez di injury time.

Laga ini juga mempertemukan dua pelatih dengan generasi berbeda: pelatih kawakan Italia, Antonio Conte, dan pelatih muda asal Rumania, Cristian Chivu. Sebagai peraih Scudetto bersama kedua tim, Conte dikenal dengan gaya bermain disiplin, pressing intens, dan transisi cepat. Di sisi lain, Chivu yang baru menapaki karier kepelatihan setelah menangani Parma dan akademi Inter, kini dipercaya untuk mewarisi skuad peninggalan Simone Inzaghi.

Napoli bertekad bangkit dari tren buruk usai kalah dari Milan dan Torino di Serie A dan dipermalukan PSV 6-2 di Liga Champions. Sementara itu, Inter yang tengah dalam performa gemilang berusaha menjaga asa merebut Scudetto di tengah keraguan publik sepak bola Italia. Persaingan Serie A musim ini begitu ketat — jarak antara peringkat pertama dan kesepuluh hanya enam poin — sehingga satu kekalahan saja dapat mengubah peta perebutan gelar dan tiket Eropa.

Napoli: Tren Bagus yang Mulai Memburuk

Bertekad menghapus stigma sebagai “pelatih spesialis liga domestik”, Conte bersama presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, berambisi menembus persaingan Liga Champions musim ini. Untuk itu, mereka merekrut sejumlah pemain seperti Kevin De Bruyne (34), Lorenzo Lucca (24), Vanja Milinković-Savić (28), Sam Beukema (26), Rasmus Højlund (22), dan Noa Lang (26) guna memperkuat kedalaman skuad atas padatnya jadwal pertandingan di tiga kompetisi.

Meski mengawali musim dengan meyakinkan, tim asuhan Conte mulai kehilangan sentuhannya dalam beberapa laga terakhir. Di Liga Champions, mereka kalah dua kali dari tiga pertandingan

— 2-0 dari Man City dan 6-2 dari PSV. Di Serie A, tren positif mereka juga merosot setelah tumbang dari Milan dan Torino. Mental Di Lorenzo dkk pun mulai dipertanyakan, mengingat tim-tim papan atas sudah menanti mereka di beberapa giornata berikutnya.

Conte menerapkan formasi 3-4-2-1 yang menonjolkan keseimbangan antara pressing dan kontrol permainan. Menurut data Sofascore, I Partenopei telah mencetak 12 gol musim ini dengan rata-rata 1.7 gol per laga serta mencatat rata-rata penguasaan bola 63.1% — tertinggi di Serie A. Lini serang mereka juga memimpin liga dalam xG dengan nilai 13.5 dan rata-rata 6 tembakan tepat sasaran per pertandingan. Statistik ini menegaskan karakter Napoli sebagai tim ofensif yang juga dominan dalam penguasaan bola.

Namun, di balik ketajaman itu, pertahanan Napoli mengalami penurunan. Sejak mencatatkan clean sheets di dua laga pembuka Serie A, gawang Milinkovic-Savic selalu kebobolan di semua laga. Total sudah 17 gol dari Serie A dan Liga Champions yang sudah bersarang di gawang kiper tim nasional Serbia tersebut.

Meski statistik pertahanan Napoli kerap berada di tiga terbawah liga — cerminan betapa ofensifnya permainan mereka — angka xGC sebesar 8.4 dan hanya 1.6 penyelamatan per laga menunjukkan betapa rentannya lini belakang I Partenopei saat menghadapi serangan balik. Selain setengah lusin gol dari PSV dapat meruntuhkan kepercayaan diri tim, situasi internal klub semakin pelik dengan pernyataan Conte di media yang menyinggung strategi transfer klub.

Gambar: Peta Tembakan PSV ke gawang Napoli (merah), menunjukan kelemahan pertahanan Napoli dalam serangan balik yang rentan dieksploitasi Inter. (Sumber: Sofascore)

Inter: Nerazzurri Tetaplah Nerazzuri

Kepergian Simone Inzaghi sempat menimbulkan anggapan bahwa Inter kehilangan separuh kekuatannya dan tidak lagi diperhitungkan sebagai penantang Scudetto. Namun, perlu diingat bahwa Nerazzurri adalah tim matang yang dibangun dari proses panjang.

Meski Giuseppe Marotta hanya merekrut sedikit pemain baru musim ini — seperti Manuel Akanji (30), Petar Sučić (25), dan Ange-Yoan Bonny (21) — kehadiran mereka sebenarnya ditujukan untuk menutup sedikit titik lemah yang masih dimiliki Inter musim lalu. Hasilnya, Inter tetap menjadi tim dengan kualitas individu paling lengkap dan kedalaman skuad terbaik di Serie A, sekaligus menempati posisi runner-up di klasemen liga dan peringkat tiga fase grup Liga Champion.

Secara taktik, Chivu tidak banyak mengubah gaya bermain Inter dari skema warisan Inzaghi. Ia tetap menggunakan formasi 3-5-2 dengan sedikit penyesuaian, yakni mengembalikan peran bek tengah untuk lebih fokus bertahan tanpa terlalu sering melakukan overlap seperti penyerang bayangan. Hal ini terlihat dari heatmap Alessandro Bastoni (26) yang lebih aktif di area pertahanan dibandingkan sepertiga wilayah lawan.

Gambar: Heatmap Alessandro Bastoni di Serie A 2025-26. (Sumber: Sofascore)

Hasilnya, secara defensif Inter baru kebobolan delapan gol musim ini dengan catatan xGC sebesar 5.9 — terbaik kedua di Serie A. Bahkan di Liga Champions, Yann Sommer telah menyapu bersih tiga clean sheets dari tiga pertandingan.

Secara ofensif, Inter menjadi tim paling produktif dan kolektif di Serie A dengan torehan 18 gol yang dicetak sembilan pemain berbeda. Dalam aspek penyerangan, pada statistik Sofascore, mereka selalu membayangi Napoli. Rata-rata penguasaan bola Inter mencapai 59.2% dengan xGC sebesar 13.4 — menandakan efektivitas serangan mereka cukup tinggi meski tidak selalu berujung gol. Selain itu, walaupun memiliki 34 peluang besar, 21 di antaranya gagal dimaksimalkan, menunjukkan penyelesaian akhir masih menjadi masalah utama.

Salah satu keunggulan Inter atas Napoli terletak pada statistik akurasi umpan, dengan rata-rata

8.1 per pertandingan — tertinggi di Serie A. Tidak dapat dipungkiri bahwa Nerazzuri memiliki gelandang dengan kemampuan distribusi bola luar biasa seperti Çalhanoğlu, Sučić, Mkhitaryan, dan Barella, serta wingback Federico Dimarco yang telah mencetak dua gol dan tiga assists di Serie A musim ini.

Prediksi Jalannya Pertandingan

Laga diprediksi berlangsung dengan kedua tim akan bermain secara hati-hati dan terukur. Napoli yang tengah tertekan usai rentetan hasil buruk dan dilanda dinamika internal diyakini akan lebih shaky meski bermain di kandang sendiri.

Antonio Conte akan mengandalkan formasi 3-4-2-1 dengan instruksi menekan sejak awal. Krisis lini depan masih menghantui Napoli. Setelah kepergian Lukaku, Conte kembali dibuat pusing oleh cedera paha Rasmus Højlund. Sang pelatih berharap sang striker pulih tepat waktu untuk duel kontra Inter. Jika tidak, Lorenzo Lucca siap menjadi tumpuan serangan, dibantu Kevin De Bruyne dan Scott McTominay di belakangnya.

Di tengah menurunnya performa skuad Napoli, satu nama justru tampil menonjol akhir-akhir ini: Leonardo Spinazzola (32). Bek kiri timnas Italia di Euro 2020 itu telah membukukan sepasang gol dan assist di Serie A musim ini. Per FotMob, kontribusi Spinazzola juga sangat impresif dalam final third, dengan rata-rata enam tembakan per laga — empat di antaranya tepat sasaran. Meski berposisi sebagai wingback, Spinazzola tercatat melakukan 17 sentuhan di kotak penalti lawan, menunjukkan perannya yang sangat penting dalam penyelesaian akhir apabila Napoli mengalami kebuntuan skema penyerangan.

Gambar: Statistik tembakan Leonardo Spinazzola di Serie A. (Sumber: FotMob)

Sementara itu, di kubu tim tamu, Cristian Chivu tampaknya tetap setia pada ciri khas permainan Inter yang solid dan efisien dengan formasi 3-5-2. Meski kedua tim sama-sama tim superior dan possession-based, Chivu yang merupakan pelatih adaptif kemungkinan akan tampil lebih defensif untuk memaksimalkan kedisiplinan blok pertahanan serta memanfaatkan counter attack lewat sirkulasi bola vertikal dari Çalhanoğlu dkk.

Seperti Napoli, Inter juga sempat dibuat pusing oleh cedera Marcus Thuram. Namun kekhawatiran itu cepat mereda setelah Lautaro Martínez menemukan tandem baru dalam diri Ange-Yoan Bonny (21). Striker asal Prancis itu langsung mencuri perhatian dengan enam kontribusi gol dalam dua laga pasca jeda internasional Oktober. Meski awalnya hanya diproyeksikan sebagai pelapis Thuram, performa impresif Bonny justru membuat lini serang Inter kian berbahaya.

Menurut data FotMob, meski penyelesaian akhirnya masih kurang tajam — dengan xG 0.63 dari lima tembakan (tiga di antaranya tepat sasaran) — kontribusi Spinazzola dalam membangun peluang tetap signifikan. Ia mencatatkan xA 0.99 dan terlibat dalam sembilan peluang tercipta, disertai akurasi umpan impresif: 80% untuk umpan pendek dan 100% untuk umpan jauh.

Gambar: Statistik passing Bonny di Serie A. (Sumber: FotMob)

Dari segi susunan pemain Napoli, selain Lukaku dan Højlund, terdapat Rrahmani dan Lobotka yang masing belum pulih dari cedera. Sementara bagi Inter, absennya Thuram dan Darmian sepertinya tidak terlalu terasa mengingat performa Akanji yang stabil dan Bonny berhasil melebihi ekspektasi.

Dengan pertahanan Napoli yang mulai goyah dan Inter yang lebih efisien dalam memanfaatkan peluang, laga ini berpotensi berakhir dengan kemenangan tipis bagi tim tamu, meski tensi pertandingan diprediksi akan berlangsung panas hingga peluit akhir.

Perkiraan Formasi:

Napoli (3-4-2-1)                : Milinkovic-Savic; Di Lorenzo, Beukema, Buongiorno; Politano, Gilmour, Anguissa, Spinazzola; De Bruyne, McTominay; Lucca

Inter (3-5-2)                     : Sommer; Akanji, Acerbi, Bastoni; Dumfries, Barella, Calhanoglu, Mkhitaryan, Dimarco; Bonny, Martinez

Prediski Skor:

Napoli 0-2 Inter

Napoli menang                  : 25%

Imbang                             : 35%

Inter menang                    : 40%

Penutup

Pertarungan di Stadion Diego Armando Maradona akan menjadi ujian karakter bagi kedua tim

— Napoli untuk membuktikan bahwa mereka belum kehilangan identitas sebagai juara bertahan, dan Inter untuk menegaskan statusnya sebagai penantang serius Scudetto di era Cristian Chivu. Dengan motivasi tinggi, tensi emosional, dan taruhan besar di papan atas, laga ini berpotensi menjadi babak penting dalam peta persaingan Serie A musim 2025–26.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru