Portugal menorehkan sejarah sebagai tim pertama yang dua kali menjuarai UEFA Nations League usai mengalahkan Spanyol melalui drama adu penalti di Allianz Arena, Munich. Final yang berlangsung sengit ini diwarnai momen emosional Cristiano Ronaldo yang menangis di pinggir lapangan sebelum akhirnya ikut merayakan kemenangan.
“Kami melakukan segalanya untuk ini,” ujar Ronaldo yang mencetak gol penyama kedudukan penting bagi Portugal.
Spanyol sempat unggul lebih dulu lewat gol Martin Zubimendi di menit 21, sebelum Nuno Mendes menyamakan skor lima menit kemudian. Mikel Oyarzabal mengembalikan keunggulan La Roja menjelang jeda, namun Ronaldo menyelamatkan Portugal dengan gol voli tajam di menit 61.
Babak perpanjangan waktu tak menghasilkan gol, meski Spanyol nyaris menang melalui Pedro Porro dan Marc Cucurella. Di adu penalti, kiper Diogo Costa menjadi pahlawan dengan menepis eksekusi Alvaro Morata, sementara Ruben Neves mengunci kemenangan 5-4 untuk Portugal.
BACA JUGA: Jai Opetaia dan Nakatani Pertahankan Gelar dengan Dominasi Penuh
EMOSI
Ronaldo yang diganti sebelum perpanjangan waktu sempat larut dalam emosi, bersembunyi di belakang bangku cadangan selama adu penalti. Namun air mata berubah menjadi sukacita ketika Neves memastikan kemenangan, mengulang kesuksesan Portugal di edisi 2019.
Duel yang dianggap sebagai pertarungan antara legenda Ronaldo dan bintang muda Lamine Yamal justru dimenangkan oleh pemain lain. Yamal yang baru berusia 17 tahun tampak kesulitan menghadapi pertahanan Portugal sebelum akhirnya diganti di babak perpanjangan waktu.
“Kami datang sebagai juara bertahan dan ingin mempertahankan gelar,” kata pelatih Spanyol Luis de la Fuente. “Tapi Portugal lebih beruntung di adu penalti.”
Kemenangan ini menjadi penebus bagi Portugal yang gagal di Piala Dunia 2022. Bagi Ronaldo, ini merupakan trofi internasional ketiganya setelah Euro 2016 dan Nations League 2019, sekaligus membuktikan bahwa meski sudah berusia 40 tahun, ia masih bisa menjadi penentu di saat-saat krusial.
Spanyol yang ingin menyamai prestasi Os Navegadores harus puas sebagai runner-up, meski menunjukkan permainan menarik sepanjang turnamen. Sementara Portugal membuktikan diri sebagai tim yang paling konsisten di kompetisi ini sejak pertama kali digelar.