Piala Super UEFA Dikepung Kontroversi, Antara Kemanusiaan dan Politik

Aturan yang Terlupakan

Yang paling ironis, UEFA sendiri memiliki aturan ketat yang melarang pesan politik, ideologi, atau agama di stadion. Pada 2023, mereka bahkan mendenda Celtic karena fansnya mengibarkan bendera Palestina. Namun kini, UEFA justru terlihat melanggar aturannya sendiri.

Konflik Israel-Gaza sendiri telah menelan korban jiwa yang tak terhitung. Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menewaskan sekitar 1.200 orang Israel. Sebaliknya, serangan balasan Israel diklaim telah membunuh hampir 62.000 warga Palestina, termasuk 235 orang—106 di antaranya anak-anak—yang meninggal karena kelaparan dan malnutrisi.

Di tengah situasi pelik ini, sepak bola—yang seharusnya menjadi pemersatu—justru terjebak dalam pusaran politik yang tak kunjung usai. UEFA, dengan segala kontroversinya, kini berdiri di persimpangan: antara menjadi juru damai atau justru memperuncing konflik.

Satu hal yang pasti: Stadion sepak bola bukanlah ruang netral lagi. Ia telah menjadi medan pertarungan wacana, tempat kepentingan kemanusiaan dan politik saling beradu. Dan UEFA, dengan segala kebijakannya, tampaknya belum menemukan formula yang tepat untuk menyeimbangkan keduanya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru