Nama Diego Mauricio memang kerap muncul dalam diskusi jelang laga ini. Namun, dia memilih untuk tidak menggantungkan harapan pada satu pemain. Pendekatan kolektif menjadi jalan yang ditempuh Persebaya untuk menjaga keseimbangan tim di tengah keterbatasan komposisi. Target kemenangan tetap menjadi tujuan bersama. Bukan hanya tuntutan dari tribun, melainkan juga tekad dari dalam tim.
“Ya itu normal. Siapapun bukan hanya ada suporter ya, kita pun di sini pelatih dan pemain menginginkan kemenangan. Karena bermain bagus saja, progress bagus saja tidak cukup kalau tidak diakhiri dengan kemenangan,” ucap Uston Nawawi.
Apalagi status Borneo FC sebagai pemuncak klasemen sementara BRI Super League 2025/26 tidak lantas membuat Persebaya kehilangan kepercayaan diri. Dia menilai, sepak bola selalu memberi ruang bagi kejutan. “Kami tekankan tidak ada tim yang gak bisa dikalahkan,” sambungnya.
Keyakinan itu diperkuat oleh fakta bahwa Borneo FC baru saja menelan dua kekalahan beruntun, sebuah sinyal bahwa dominasi tidak selalu berjalan tanpa celah. Meski demikian, kewaspadaan tetap dijaga. Tim berjuluk Bajul Ijo itu memberikan perhatian khusus pada kekuatan lawan, terutama lini serang yang produktif. Hal tersebut menjadi fokus utama dalam sesi latihan yang dipadatkan jelang laga kandang ini.
“Ya tentunya salah satu top score mereka (Borneo FC) perlu diwaspadai,” pungkas Uston Nawawi.


