Pemenang Liga Pundit

Berakhirnya kompetisi Liga Pundit musim ini menghadirkan persaingan ketat hingga napas terakhir, terutama di papan atas. Dua nama, Muhammad Ghufron Khaical Alfaris dan Yulian Nurdin Ahmad, sama-sama mengumpulkan 264 poin, menjadikan puncak klasemen ditentukan lewat detail penilaian yang sangat tipis. Ghufron, dengan kekuatan di aspek akurasi prediksi dan gaya bahasa, mampu menjaga konsistensi tinggi. Sementara Yulian tampil impresif lewat kedalaman analisis taktik dan statistik, membuat pertarungan keduanya menjadi sorotan utama sepanjang musim.

Di posisi ketiga, M Iqbal Harisuddin menempel ketat dengan total 261 poin, menunjukkan kualitas prediksi yang stabil meski sedikit tertinggal dalam aspek gaya bahasa. Sementara itu, jajaran empat besar dilengkapi oleh Pandu Pargawinata yang mengakhiri musim dengan 257 poin, berkat kemampuan mencampur presisi skor dan pemahaman taktis yang solid. Keempat pundit ini menjadi wajah konsistensi liga, sekaligus memperlihatkan standar tinggi yang terbentuk dari 12 pekan penilaian.

Persaingan di papan tengah pun tak kalah menarik. Nama-nama seperti Dimas Priambudhi Pangestu, Aldhi Rizki Darmawan, dan Fariz Naufal Afif tetap menjaga tensi kompetitif dengan total poin yang saling berdekatan. Bagian ini dipenuhi para analis yang unggul dalam satu aspek dan berusaha menutup celah di aspek lainnya—ada yang kuat dalam gaya bahasa, ada yang tajam dalam statistik, namun belum semuanya mampu menyatukan seluruh elemen penilaian menjadi paket komplet.

Sementara di papan bawah, dinamika kompetisi menghadirkan kisah berbeda. Beberapa peserta kesulitan menjaga konsistensi prediksi dan kedalaman analisis, membuat gap poin cukup lebar dari kelompok atas. Meski begitu, Liga Pundit musim ini tetap menunjukkan bahwa setiap peserta punya kekuatan unik masing-masing.