“Ini kekalahan yang berat, tapi juga penuh pembelajaran,” ujar Timo usai laga. “Kalau kamu pernah bermain sepak bola, kamu tahu kekalahan paling menyakitkan adalah ketika kamu seharusnya menang, tapi kalah karena penampilan sendiri. Itulah yang terjadi hari ini,” lanjutnya.
Meski kecewa dengan hasil akhir, Timo tetap memberikan apresiasi terhadap semangat juang anak asuhnya. Ia menegaskan bahwa tim ini masih sangat muda dan berada di tahap awal proses pembentukan jangka panjang.
“Kami seharusnya bisa menang kalau bermain dengan performa terbaik. Tapi 10 dari 11 pemain tidak tampil maksimal hari ini. Itu jadi bahan evaluasi. Namun, inilah sepak bola usia muda, naik turun itu bagian dari proses,” katanya.
Timo juga menegaskan bahwa kekalahan bukan akhir dari segalanya. Sebaliknya, ini menjadi momentum untuk membentuk karakter dan mentalitas pemain muda agar siap bersaing di level lebih tinggi.


