Newcastle United terpaksa menarik video promosi jersey ketiga mereka setelah menuai kritik karena menampilkan simbol yang menyerupai bendera kontroversial. Video yang menampilkan musisi lokal Sam Fender itu awalnya menampilkan bendera dengan desain mirip “Rising Sun Flag”. Simbol tersebut digunakan militer Jepang pada masa Perang Dunia II dan dianggap ofensif oleh beberapa negara di Asia Timur.
Dalam pernyataan resminya, manajemen Newcastle United mengakui kesalahan tersebut. “Respon terhadap jersey ketiga baru kami bersama Adidas sangat luar biasa, namun sayangnya video peluncurannya mengandung elemen yang tanpa disengaja berpotensi menyinggung perasaan.”
“Kami menyampaikan permohonan maaf yang tulus atas kejadian ini. Segera setelah menyadari masalahnya, kami telah menarik video asli dan menggantinya dengan versi yang sudah dimodifikasi,” lanjut pernyataan klub.
Insiden ini terjadi di tengah antusiasme besar penggemar menyambut kolaborasi baru Newcastle dengan Adidas. Video yang sudah dihapus dari seluruh platform media sosial klub tersebut sempat menampilkan Sam Fender, penyanyi asli Newcastle yang dikenal sebagai penggemar berat The Magpies.
Bendera Matahari Terbit (Rising Sun Flag) sendiri masih menjadi simbol kontroversial. Meski tetap digunakan sebagai lambang Angkatan Laut Jepang modern, bendera ini kerap dikaitkan dengan imperialisme Jepang di masa perang dan dianggap menyimpan luka sejarah bagi negara-negara yang pernah diduduki.
BACA JUGA: Kepa Arrizabalaga Resmi Perkuat Arsenal dengan Transfer Mengejutkan
TIDAK BERMAKSUD
Newcastle nampaknya tidak bermaksud menyinggung dengan penggunaan simbol tersebut, mengingat warna bendera dalam video lebih menyerupai kombinasi hitam-putih khas klub. Namun, kemiripan desainnya cukup untuk memicu reaksi negatif dari berbagai kalangan.
Ini bukan pertama kalinya klub Premier League menghadapi kontroversi terkait konten promosi. Tahun lalu, beberapa klub juga dikecam karena menggunakan elemen budaya tertentu secara tidak tepat dalam kampanye pemasaran mereka.
Dengan penarikan video tersebut, Newcastle berharap fokus dapat kembali ke desain jersey baru mereka yang sebenarnya mendapat sambutan positif dari para pendukung. Klub mengaku telah belajar dari kesalahan ini dan berjanji akan lebih berhati-hati dalam konten promosi di masa depan.
“Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua penggemar,” tegas pernyataan klub. “Versi baru video sudah tersedia dan kami berharap semua pendukung dapat menikmatinya tanpa ada kekhawatiran.”
Sementara itu, Adidas sebagai mitra juga dikabarkan terlibat dalam proses peninjauan ulang konten promosi ini. Produsen pakaian olahraga asal Jerman itu dikenal memiliki kebijakan ketat terkait sensitivitas budaya dalam semua kampanye pemasarannya.