Ia kemudian memuji performa Hojlund di Italia dengan dukungan rekan-rekan barunya. “Anda lihat saja apa yang dia lakukan di Napoli dengan didukung Kevin de Bruyne dan Scott McTominay sebagai rekan bermain, dia mencetak banyak gol.” Pernyataan ini menegaskan keyakinan Schmeichel bahwa Hojlund memiliki potensi besar yang sayangnya belum sepenuhnya tergali di Manchester United.
Bahkan, Schmeichel menegaskan kemampuan sang pemain untuk menjadi mesin gol. “Saya sudah konsisten mengatakan ini selama dua setengah tahun, Rasmus Hojlund akan menjadi striker dengan 25 gol per tahun untuk Manchester United, tetapi dia butuh tempat di tim utama,” tegasnya.
Selain penyerang tersebut, sorotan Schmeichel juga tertuju pada Scott McTominay. Gelandang Skotlandia itu berhasil bertransformasi dari pemain yang kurang diperhitungkan di United menjadi Pemain Terbaik Serie A musim lalu. McTominay menjadi kontributor kunci kesuksesan Napoli meraih Scudetto dengan torehan 13 gol dan enam assist. Schmeichel berpendapat, kebangkitan itu terjadi karena McTominay diberi kebebasan bermain di posisi alaminya, memungkinkannya memaksimalkan peran dalam serangan dan pertahanan.
Meski demikian, Schmeichel menyimpan sedikit keraguan. “Apa yang dia (Hojlund) lakukan di Napoli? Dia benar-benar (masih sama) seperti Manchester United. Masalahnya adalah fleksibilitasnya, karena ada pemain yang hanya bisa bermain di satu posisi,” tambahnya. Ia juga menuding manajer Erik Ten Hag dan Ruben Amorim tidak memberikan kepercayaan penuh kepada Hojlund untuk membangun tim, sehingga sang pemain menjadi korban dari kebijakan tersebut.
Schmeichel mengaku bingung melihat sang striker dan McTominay berada di Napoli, mengingat komitmen mendalam mereka terhadap Manchester United. “Tidak akan ada orang yang lebih antusias terhadap Manchester United selain Rasmus Hojlund. Dia menulis tentang bermain untuk klub saat berusia 10 tahun. Dia penggemar berat (United),” tutupnya.
