Maurizio Sarri membuat keputusan mengejutkan dengan kembali ke Lazio sebagai pelatih kepala setelah 15 bulan meninggalkan klub tersebut. Kepulangan pelatih berusia 66 tahun ini menandai babak baru bagi klub ibukota Italia yang gagal lolos ke kompetisi Eropa musim lalu di bawah asuhan Marco Baroni.
Presiden Lazio Claudio Lotito menyambut kepulangan Sarri dengan pernyataan yang penuh sentimentil: “Maurizio Sarri telah kembali ke rumah. Kembalinya dia adalah pilihan hati, keyakinan, dan visi. Bersamanya kami ingin melanjutkan jalan yang terputus terlalu cepat, menyadari bahwa bersama-sama, kita dapat mengembalikan antusiasme, identitas, dan ambisi. Selamat datang kembali ke rumah Anda, komandan.”
Prestasi Masa Lalu yang Menggiurkan
Sarri sebelumnya membawa Lazio finis di posisi kedua pada musim 2022-23, pencapaian terbaik klub sejak terakhir kali juara pada 1999-2000. Namun hubungannya dengan manajemen sempat retak karena perbedaan pandangan mengenai kebijakan transfer, yang berujung pada pengunduran dirinya di Maret 2024 setelah serangkaian hasil buruk.
BACA JUGA: Novak Djokovic Melaju ke Perempat Final dengan Dominasi Penuh
Perjalanan Karier yang Unik
Kisah Sarri dalam dunia kepelatihan layaknya film inspiratif. Pria asal Naples ini memulai karier sebagai pelatih paruh waktu sambil bekerja sebagai bankir, baru fokus sepenuhnya di dunia sepak bola di awal tahun 2000-an. Kesabarannya terbayar ketika ia akhirnya melatih di Serie A di usia 55 tahun bersama Empoli.
Prestasinya bersama Napoli (dua kali finis runner-up) dan gelar Liga Europa bersama Chelsea menjadi bukti kualitasnya sebagai pelatih. Meski sempat meraih scudetto dengan Juventus, periode di Turin tidak berjalan mulus.
Tantangan Baru di Babak Kedua
Kembalinya Sarri ke Lazio menimbulkan pertanyaan besar: Apakah ia bisa mengulang kesuksesan masa lalu atau justru akan menghadapi kendala yang sama? Dengan pengalaman dan karakter kuat yang dimilikinya, Sarri diharapkan bisa membawa Lazio kembali bersaing di papan atas Serie A dan kompetisi Eropa.
Faktor krusial akan terletak pada sejauh mana manajemen klub mendukung visinya, terutama dalam hal rekrutmen pemain. Bagi Sarri, ini bukan sekadar pekerjaan baru, tetapi kesempatan untuk menyempurnakan karya yang sempat terputus.