NBA Eropa
Inisiatif ini akan melibatkan berbagai kota di Eropa—termasuk Manchester—yang akan menjadi basis bagi setidaknya 10 waralaba. Seperti yang diungkapkan Petrucci. “Ini adalah liga baru yang akan baik untuk sistem, menghadirkan sumber daya dan hiburan.” Persyaratan partisipasi juga mewajibkan setiap klub yang terdaftar untuk tetap bermain di liga domestik masing-masing.
Dalam pasar senilai $50 miliar (£37,9 miliar), bola basket Eropa saat ini hanya menyumbang nilai komersial $200 juta (£152 juta). Keikutsertaan United dalam liga NBA dipandang sebagai peluang strategis untuk meningkatkan daya saing dan perluasan jangkauan. “Jika Manchester United, tim sepak bola terpopuler di dunia, sudah mengatakan ya, pasti ada alasannya,” tegas Petrucci.
Rencana tersebut juga dikabarkan mencakup pembentukan tim yang berbasis di Roma, meski daftar peserta lengkap masih dalam tahap finalisasi. “Tidak ada tim dari ibu kota di Serie A, tetapi Roma tidak akan ditinggalkan. Ada opsi yang sangat konkret terkait seorang pengusaha kaya,” tambahnya.
Di balik langkah ekspansif ini, Sir Jim terus berupaya meningkatkan profitabilitas United. Kendati mencatat pendapatan rekor, klub masih mengalami kerugian finansial. Tak lama setelah menjadi pemilik minoritas, CEO INEOS itu mengambil kebijakan kontroversial dengan melakukan pemutusan hubungan kerja yang mengurangi jumlah karyawan dari 1.100 menjadi 700 dalam dua tahun terakhir.
Pengeluaran untuk gaji juga dipangkas lebih dari £50 juta ($66 juta)—sebagian diakibatkan kegagalan lolos ke Liga Champions. Meski demikian, United memproyeksikan pendapatan tetap mencapai minimal £640 juta ($843 juta) hingga Juni 2026.
Berrada menegaskan komitmen klub: “Ketika kami mulai merasakan manfaat dari program pengurangan biaya kami, terdapat potensi signifikan untuk peningkatan kinerja keuangan, yang pada gilirannya akan mendukung prioritas utama kami: kesuksesan di lapangan.”
