Malut United resmi menerima permintaan maaf dari mantan pelatih Imran Nahumarury terkait kasus dugaan pemotongan gaji dan pungutan liar terhadap pemain. Sementara itu, Direktur Teknik Yeyen Tumena yang juga terlibat, masih belum menunjukkan itikad baik dan berpotensi diproses secara hukum.
Skandal ini mencuat setelah sejumlah pemain mengaku dimintai sejumlah uang sebagai syarat agar bisa diturunkan dalam pertandingan. Bahkan, fee pemain pun disebut ikut dipotong oleh pihak pelatih dan direktur teknik.
“Kami tidak bisa menutup mata atas berbagai praktik tidak pantas yang dilakukan keduanya,” kata Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, dalam konferensi pers di Ternate, Selasa (24/6/2025). “Kami kecewa berat. Ada pemain yang mengaku harus menyetor uang agar bisa bermain. Fee pemain juga diambil dan itu jelas melanggar.”
Baca Juga: Wbeymar Angulo Resmi Bertahan di Malut United
Imran dan Yeyen sejatinya telah diberi kesempatan oleh klub sejak kasus ini mulai tercium di Liga 2. Namun, praktik tersebut ternyata tetap berlanjut bahkan setelah Malut United promosi ke Liga 1. Akibatnya, manajemen mengambil langkah tegas dengan memecat keduanya.
Imran yang telah mengakui perbuatannya memilih meminta maaf secara tertulis kepada klub. Dalam pernyataannya, ia juga berjanji untuk tidak memperpanjang masalah ini ke media.
“Imran sudah minta maaf secara tertulis dan berjanji tidak memperpanjang masalah ini di media. Kami menerima itu dengan lapang dada dan berharap jadi pelajaran pribadi baginya,” ujar Asghar.
Namun berbeda dengan Imran, Yeyen Tumena belum menunjukkan sikap serupa. Karena itu, Malut United menyatakan siap menempuh jalur hukum demi menjaga nama baik klub dan dunia sepak bola nasional.
“Kalau Yeyen tidak ada itikad baik, kami akan bawa ke jalur hukum. Ini bukan soal pribadi, tapi soal menjaga integritas klub dan dunia sepakbola Indonesia,” tegasnya.
