Kekalahan memalukan Inggris melawan Yunani delapan bulan lalu sempat menjadi noda dalam karier Lee Carsley sebagai pelatih. Saat itu, pilihan taktisnya menuai kritik tajam, dan peluangnya untuk memimpin tim senior pun sirna. Namun, kini Carsley membungkam semua keraguan dengan membawa Timnas Inggris U-21 meraih gelar Kejuaraan Eropa untuk kedua kalinya secara beruntun.
Sebelumnya, Carsley sempat menjadi pelatih sementara tim senior Inggris dan mencatatkan lima kemenangan dari enam pertandingan. Namun, kekalahan dari Yunani di Wembley menjadi titik terendah yang memaksanya kembali ke tim U-21. Pengalaman itu justru membentuknya menjadi pelatih yang lebih tangguh.
“Lee Carsley belajar banyak dari kegagalan itu, dan itu terlihat dalam perjalanan timnya di turnamen ini,” kata Stephen Warnock, mantan bek Inggris.
Memang, perjalanan Inggris U-21 di Euro kali ini tidak mulus. Mereka sempat bermain buruk di fase grup, bahkan kalah dari Jerman. Namun, Carsley berhasil menemukan formula tepat untuk membangkitkan timnya. Dengan taktik yang terus disesuaikan, Inggris akhirnya melibas Spanyol dan Belanda sebelum membalas kekalahan mereka atas Jerman di final.
BACA JUGA: Chelsea Resmi Mendatangkan Joao Pedro dari Brighton
KEPUTUSAN BERANI
Di partai puncak, Young Lions sempat unggul 2-0 sebelum dikejar Jerman hingga nyaris kalah. Namun, Carsley mengambil keputusan berani dengan mendorong timnya untuk menyerang di perpanjangan waktu alih-alih bertahan. Hasilnya, Inggris mencetak gol kemenangan dan menegaskan dominasi mereka di level Eropa.
“Lee Carsley tidak takut mengambil risiko. Ia percaya pada skuadnya dan memberi kesempatan kepada pemain yang kurang berpengalaman untuk tampil,” puji Nigel Reo-Coker, mantan kapten Inggris U-21.
Keberhasilan ini semakin istimewa karena hanya dua pemain—Charlie Cresswell dan Harvey Elliott—yang tersisa dari skuad juara 2023. Artinya, Carsley berhasil membangun tim baru dengan chemistry yang solid dalam waktu singkat.
Jack Grealish, salah satu bintang yang pernah dilatihnya, memuji Carsley di media sosial: “Prestasi luar biasa. Ia pelatih hebat dan pantas merayakan ini.”
Kini, pertanyaan besar muncul: Akankah Carsley bertahan untuk mengejar tiga gelar beruntun?
Dengan reputasinya yang pulih, tidak menutup kemungkinan ia kembali dilirik untuk menangani tim senior, baik di Inggris maupun klub top Eropa. Namun, jika memilih bertahan, Carsley punya peluang menorehkan sejarah sebagai pelatih pertama yang memenangkan tiga gelar Euro U-21 berturut-turut.
Satu hal yang pasti: Lee Carsley telah membuktikan bahwa kegagalan bukan akhir segalanya. Justru, itulah batu loncatan yang mengantarkannya menjadi salah satu pelatih paling sukses di kancah sepak bola muda Eropa.