Penuh Drama
Balapan yang penuh drama dengan kondisi trek berubah-ubah antara basah dan kering ini sebenarnya bisa dimenangkan rekan setimnya, Oscar Piastri, jika bukan karena penalti kontroversial. Namun Norris membuktikan kecepatannya dengan tekanan kuat terhadap Piastri di akhir balapan.
Perayaan kemenangan berlangsung meriah dengan tradisi ‘shoey’ yang diwariskan Daniel Ricciardo. Norris, Piastri, dan bos McLaren Zak Brown semua minum sampanye dari sepatu balap – sebuah momen lucu yang mengimbangi ketegangan balapan tadi.
Kemenangan ini memangkas defisit Norris dari Piastri di klasemen menjadi delapan poin, sekaligus menjadi kemenangan beruntun pertamanya di F1. Namun pembalap berusia 25 tahun ini tetap rendah hati:
“Dua akhir pekan tidak berarti apa-apa. Saya hanya perlu mempertahankannya dan terus bekerja keras,” katanya, sambil memberi penghargaan pada Piastri yang juga tampil gemilang.
Di tengah sorotan kamera dan teriakan puluhan ribu fans, momen paling mengharukan adalah ketika Norris menyadari seluruh keluarganya hadir menyaksikan kemenangan bersejarahnya. “Banyak orang, dari sahabat-sahabat dan keluargaku… semuanya ada di sini,” ujarnya dengan suara bergetar.
Dengan mobil McLaren yang kini kompetitif, kemenangan di Silverstone bisa menjadi titik balik karier Norris. Tapi untuk malam ini, yang terpenting adalah ia telah mewujudkan mimpi masa kecilnya – berdiri di puncak podium di rumahnya sendiri, di depan para fans yang mencintainya.