Nemanja Matic, gelandang Lyon, harus menerima konsekuensi setelah menutupi pesan anti-homofobia di kausnya menggunakan selotip. Kala itu Lyon melawan Angers pada 17 Mei. Komite Disiplin Ligue 1 menjatuhkan hukuman larangan bermain dua pertandingan kepada Matic dan Ahmed Hassan dari Le Havre, yang melakukan hal serupa.
Kampanye tahunan Ligue 1 ini bertujuan mendukung inklusivitas dan menentang diskriminasi terhadap komunitas LGBT+. Namun, beberapa pemain, termasuk Matic, memilih untuk tidak berpartisipasi dengan alasan pribadi. Meski demikian, liga tetap memberlakukan sanksi tegas sebagai bentuk penegakan aturan.
Nemanja Matic, yang kontraknya dengan Lyon akan berakhir Juni ini, belum memutuskan masa depannya. Sementara itu, kasus serupa pernah terjadi sebelumnya, seperti yang dialami Mostafa Mohamed dari Nantes, yang mengundurkan diri dari pertandingan demi menghormati keyakinannya.
“Saya percaya pada rasa saling menghormati – rasa hormat yang kita miliki terhadap orang lain tetapi juga rasa hormat yang kita miliki terhadap diri kita sendiri dan keyakinan kita,” tulis Mohamed di Instagram menjelaskan keputusannya.
BACA JUGA: Spanyol Tahan Perlawanan Sengit Prancis untuk Lolos ke Final Nations League
DIHUKUM
Tahun lalu, Mohamed Camara, saat itu bermain untuk Monaco, juga dihukum empat pertandingan karena menutupi logo kampanye dengan selotip. Beberapa pemain Toulouse bahkan menolak tampil sama sekali pada 2023, dengan alasan keberatan terhadap simbol gerakan LGBT+.
Larangan bermain terhadap Matic dan Hassan kembali memicu perdebatan tentang keseimbangan antara aturan liga dan kebebasan berekspresi pemain. Sementara Ligue 1 berkomitmen pada inklusivitas, beberapa pemain tetap memilih untuk tidak terlibat berdasarkan prinsip pribadi.
Keputusan ini menunjukkan bahwa liga tidak akan mentolerir pelanggaran aturan, meski alasan di baliknya bersifat personal. Namun, pertanyaan tentang bagaimana menghormati keyakinan individu sambil mempromosikan nilai-nilai inklusivitas tetap menjadi tantangan besar bagi dunia sepak bola.
