Kontroversi di Dagenham & Redbridge, Klub Minta Maaf

Dagenham & Redbridge memicu kontroversi setelah memecat direktur mereka, Salma Mashhour, hanya tiga hari setelah pengangkatannya. Keputusan ini diduga terkait dengan pandangan Mashhour mengenai konflik Israel-Gaza.

Mashhour resmi bergabung sebagai direktur pengembangan dan keterlibatan pada 14 April. Ia diangkat bersama Marwan Serry, seorang YouTuber asal Mesir, sebagai bagian dari strategi klub untuk memperluas pengaruh globalnya. Namun, pada 17 April, klub tiba-tiba mengeluarkan pernyataan singkat bahwa Mashhour telah diberhentikan “efektif segera”.

Dalam wawancara terpisah dengan Jewish News di hari yang sama, direktur pelaksana klub Steve Thompson menegaskan, “kami tidak menoleransi rasisme, diskriminasi, atau dukungan untuk terorisme dalam bentuk apa pun”.

Unggahan Instagram Mashhour pada Oktober 2023, yang kini telah dihapus, menjadi sorotan. Dalam unggahan tersebut, ia menulis, “tidak mengutuk Hamas, saya mengutuk pendudukan brutal, apartheid, pelanggaran hukum internasional, dan permukiman ilegal yang menciptakan genosida ini!”

BACA JUGA: Adam Wharton: Dari Lapangan Sekolah ke Panggung Wembley

Permintaan Maaf Klub dan Klarifikasi

Pada hari Jumat, Dagenham & Redbridge akhirnya merilis pernyataan resmi menanggapi kontroversi tersebut:

“Selama seminggu terakhir, banyak diskusi publik dan kekhawatiran telah muncul mengenai keputusan klub baru-baru ini untuk mengakhiri hubungannya dengan Dr. Salma Mashhour.”

“Kami menyadari reaksi keras yang ditimbulkannya di antara basis penggemar kami, di media, dan di antara komunitas yang lebih luas – baik di Inggris maupun internasional.”

“Kami ingin membahas hal ini secara langsung dan jelas. Meskipun kami terus menentang rasisme dan diskriminasi dalam segala bentuknya, klub mengakui hak individu, dalam kapasitas pribadi mereka, untuk mengekspresikan pendapat politik.”

“Kami menyesalkan, dan meminta maaf atas, segala kerugian yang mungkin terjadi pada Dr. Mashhour sebagai akibat dari pernyataan yang dikaitkan dengan, atau berkaitan dengan, keputusan klub untuk mengeluarkannya.”

Keputusan untuk mengeluarkan Dr. Mashhour sama sekali bukan pengakuan bahwa Dr. Mashhour mendukung pesan-pesan kebencian dan perpecahan, dan pernyataan-pernyataan yang dikaitkan dengan, atau berkaitan dengan, klub yang dapat diartikan bahwa Dr. Salma mendukung terorisme atau terlibat dalam perilaku rasis atau diskriminatif tidaklah akurat dan tidak mencerminkan posisi klub terkait dengan Dr. Salma.”

Latar Belakang Konflik Israel-Gaza

Keputusan klub ini terjadi di tengah situasi politik yang sensitif terkait perang Israel-Gaza. Militer Israel melancarkan operasi besar-besaran sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurut sumber di sana, serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.

Di sisi lain, korban di Gaza terus bertambah. Menurut kementerian kesehatan setempat, lebih dari 51.300 orang telah tewas sejak konflik tersebut dimulai.

Dampak dan Reaksi Publik

Pemecatan Mashhour memicu berbagai reaksi, mulai dari dukungan hingga kecaman. Sebagian pihak menganggap klub mengambil langkah tegas terhadap isu sensitif. Sementara yang lain menilai keputusan ini sebagai bentuk pembungkaman pandangan politik.

Dengan permintaan maaf resminya, Dagenham & Redbridge berusaha meredakan ketegangan. Namun, kasus ini tetap menjadi contoh bagaimana isu politik global dapat memengaruhi dunia sepak bola. Bahkan di tingkat klub yang lebih kecil.

Kini, perhatian beralih pada langkah klub selanjutnya, apakah mereka akan mempertahankan kebijakan ketat terkait. Tentu saja soal pandangan politik stafnya atau justru mengadopsi pendekatan yang lebih inklusif di masa depan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru