Perintahkan Piastri
Tim kemudian memerintahkan Piastri untuk mengembalikan posisi, dengan alasan bahwa situasinya “sedikit seperti Hungaria tahun lalu”. Ini merujuk pada momen ketika Norris membiarkan Piastri lewat untuk meraih kemenangan perdananya setelah strategi tim mengubah urutan mereka secara taktis.
Piastri menyatakan ketidaksetujuannya, tetapi tetap mematuhi perintah tersebut. Banyak yang berargumen bahwa kedua situasi itu tidak sepenuhnya setara — dan bahwa kesalahan pit stop hanyalah bagian dari dinamika balap yang tidak terduga.
Keputusan ini mengurangi keunggulan Piastri atas Norris menjadi 31 poin dengan delapan balapan tersisa. Grand Prix Italia juga menyisakan sejumlah pembahasan lain.
- Kemenangan Verstappen menandai kembalinya performa Red Bull, meski mungkin spesifik untuk sirkuit ini
- Beberapa putaran menegangkan di awal lomba justru diikuti oleh balapan yang relatif bersih hingga pit stop Norris
- Fernando Alonso mengalami nasib buruk dengan pensiun akibat kegagalan suspensi, menutup akhir pekan yang sulit bagi Aston Martin
McLaren selalu berusaha menjaga persaingan antara kedua pembalapnya tetap adil, tetapi pendekatan mereka kali ini justru memicu kontroversi. Intervensi mereka dilakukan setelah insiden teknis yang sebenarnya sering terjadi dalam dinamika balap.
Tidak diragukan lagi bahwa Norris layak berada di posisi kedua berdasarkan performanya, namun masalah pit stop-nya menempatkan tim dalam dilema yang pelik.
Biasanya, dalam skenario seperti ini, pembalap yang lebih depan didahulukan untuk pit stop. Namun, McLaren justru memilih memitstopkan Piastri lebih dulu dengan alasan ingin memastikannya tetap berada di depan Charles Leclerc dari Ferrari, yang telah pit lebih awal dengan strategi konvensional.