Keputusan UEFA Turunkan Crystal Palace Picu Kontroversi Kepemilikan Klub

Peraturan

Peraturan UEFA melarang dua klub yang memiliki keterkaitan kepemilikan untuk berkompetisi di turnamen Eropa yang sama. Ada pengecualian jika struktur kepemilikannya diubah sebelum batas waktu 1 Maret 2025—sebuah tenggat yang gagal dipenuhi Crystal Palace.

Meskipun Palace berargumen bahwa Textor tidak memiliki kendali penuh atas klub, UEFA menolak pembelaan tersebut dan memprioritaskan Lyon karena finis lebih tinggi di liga domestik mereka (posisi keenam Ligue 1). Sementara itu, Palace hanya finis ke-12 di Liga Premier tetapi lolos ke Eropa melalui kemenangan Piala FA.

Situasi ini semakin rumit setelah Lyon memenangkan banding atas ancaman degradasi dari Ligue 1 akibat masalah finansial. Seandainya hukuman degradasi Lyon berlaku, mereka telah sepakat dengan UEFA untuk mundur dari Liga Europa, yang seharusnya membuka jalan bagi Palace.

Saat ini, Inggris memiliki dua perwakilan di Liga Europa: Aston Villa (posisi keenam Liga Premier) dan pemenang Piala FA. Nasib Palace kini tergantung pada hasil banding mereka di CAS.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru