Kebersamaan Kevin Ray Mendoza dan Persib Bandung Berakhir

Perjalanan Kevin Ray Mendoza bersama Persib Bandung mungkin tak panjang. Namun, kebersamaannya penuh makna dan kebanggaan. Hanya satu setengah musim mengenakan seragam Persib, jejak kontribusinya akan selalu tertulis dalam sejarah kejayaan tim.

Kiper berdarah campuran ini menjadi bukti bahwa durasi bukanlah ukuran kesuksesan seorang pemain. Dalam waktu singkat, Kevin Ray Mendoza berhasil menancapkan pengaruh besar dan menjadi ikon penting dalam era keemasan Persib.

Penjaga gawang berdarah Denmark dan Filipina ini datang di saat Persib sedang menghadapi masa sulit di bawah mistar gawang. Namun, kehadiran Mendoza justru menjadi titik balik yang mengantar tim meraih puncak prestasi. Ia tak sekadar mengisi kekosongan, tetapi menjelma menjadi sosok penting dalam meraih dua gelar juara Liga 1 berturut-turut: musim 2023/24 dan 2024/25.

“Kevin Mendoza from Filipina. Nyanyian itu sempat menggema dari tribun Bobotoh, dan akan terus kami kenang. Dua trofi juara adalah bukti nyata atas dedikasi dan kontribusinya untuk Persib. Hatur nuhun, Kevin,” ujar Adhitia Putra Herawan, Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat.

BACA JUGA: Madura United Investasi Masa Depan dengan Pertahankan Pemain Muda

BERPENGARUH

Kedatangan Mendoza menjadi salah satu transfer paling berpengaruh dalam sejarah Persib. Dengan teknik penyelamatan yang matang dan kemampuan membaca permainan yang tajam, ia berhasil membawa stabilitas yang selama ini dinanti-nantikan di lini belakang Maung Bandung.

Mendoza datang pada pertengahan musim 2023/24 atas rekomendasi pelatih Bojan Hodak. Saat itu, Persib tengah dilanda krisis kiper akibat cedera dan masalah kebugaran. Namun Mendoza menjawab tantangan dengan gemilang. Ia tampil dalam 14 pertandingan, termasuk 4 laga krusial di fase championship series, dan mencatatkan 49 penyelamatan penting yang turut mengantar Persib meraih gelar juara.

Di musim berikutnya, Mendoza tetap menjadi bagian penting dari skuat, meski sempat berbagi menit bermain dengan Teja Paku Alam. Ia tampil dalam 27 pertandingan sepanjang musim 2024/25 dan mencatatkan 63 penyelamatan dan kembali menjadi bagian dari kesuksesan Persib meraih gelar juara untuk kedua kalinya secara beruntun.

Kepergian Mendoza meninggalkan tantangan besar bagi Persib untuk menemukan pengganti yang setara. Namun lebih dari itu, ia meninggalkan standar baru tentang bagaimana seorang kiper asing bisa beradaptasi cepat dan memberikan dampak langsung bagi tim.

Meski kebersamaan ini singkat, Mendoza meninggalkan kesan yang mendalam. Ia datang, memberikan yang terbaik, dan pergi membawa rasa hormat dari seluruh keluarga besar Persib.

Terima kasih, Kevin. Untuk setiap penyelamatan, untuk ketenangan di bawah mistar, dan untuk momen-momen penuh kebanggaan yang telah kau persembahkan untuk Persib dan Bobotoh.

Warisan Mendoza akan terus hidup dalam ingatan Bobotoh – sebagai bukti bahwa dalam dunia sepak bola, intensitas kontribusi seringkali lebih berarti daripada lamanya masa bakti. Ia mungkin hanya singkat di Persib, tetapi namanya telah terukir abadi dalam sejarah klub kebanggaan Jawa Barat ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru