Jonatan Christie mengungkapkan momen-momen paling emosional dalam kariernya saat mengumumkan keputusan untuk meninggalkan Pelatnas. Padahal tercatat ia sudah berada di Cipayung selama 12 tahun. Pebulu tangkis andalan Indonesia itu mengaku sempat mempertimbangkan pensiun dini usai performa mengecewakan di Olimpiade 2024.
“Keputusan ini tidak mudah saya ambil karena sudah beberapa bulan saya pikirkan juga,” ujar Jonatan Christie dalam konferensi pers. Kekalahan dari Lakshya Sen di fase grup Olimpiade Paris menjadi titik balik yang membuatnya merenungkan kelanjutan karier.
“Saya pribadi agak kurang puas, sehingga ada pemikiran yang cukup membuat saya bimbang. Sempat tebersit di pikiran saya waktu itu, ketika momen kalah di Olimpiade, ingin berhenti total dari bulutangkis,” tuturnya dengan suara berat.
Proses pengambilan keputusan itu berlangsung intens selama beberapa minggu, dengan melibatkan diskusi mendalam bersama pelatih, keluarga, dan orang-orang terdekat. Faktor keluarga menjadi pertimbangan utama dalam keputusannya untuk beralih status menjadi pemain independen.
“Saya berterima kasih PBSI mau mendengarkan kondisi saya waktu itu, yang sudah menjadi suami dan ayah dengan jarak dari rumah ke Cipayung yang tidak dekat,” ungkap atlet berusia 27 tahun ini.
Melalui unggahan Instagram yang menyentuh, Jojo menyampaikan penghargaannya pada Pelatnas Cipayung yang telah menjadi “rumah kedua” selama 12 tahun. Ia menulis dengan kalimat penuh kenangan: “Setiap keringat, tawa, air mata, dan perjuangan telah menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini.”
Keputusan serupa juga diambil oleh Chico Aura Dwi Wardoyo yang memastikan tidak ada masalah dengan PBSI. “Gak ada isu sama sekali,” tegas Chico. Kedua pemain berencana tetap berlatih bersama meski keluar dari pemusatan latihan nasional.
Jojo menutup pernyataannya dengan mengutip filosofi pelatih Jürgen Klopp tentang pentingnya warisan yang ditinggalkan. Pesannya jelas: ini bukan akhir, tapi babak baru dalam kariernya untuk terus mengharumkan nama Indonesia di dunia bulutangkis internasional.