Tim sempat berfoto bersama, kemudian satu per satu memasuki area makam Kotagede untuk melakukan ziarah. Seluruh prosesi di dalam makam dilakukan tanpa dokumentasi, demi menjaga kekhusyukan dan menghormati tradisi yang ada.
“Rasanya khusyuk sekali ketika di dalam tadi. Kami diceritakan tentang sejarah makam-makam para raja di sini cukup detail, seperti kenapa kepala dan tubuh dimakamkan terpisah, dan banyak cerita yang lain,” tutur Raka.
Dari Kotagede, aktivitas kemudian dilanjutkan ke makam raja-raja di Imogiri. Suasana khidmat juga begitu terasa di Imogiri. Salah satu pemain muda PSIM asal Medan, Ikhsan Chan, mengungkapkan tentang hal ini.
“Di Imogiri, rasanya sama khidmatnya, seperti ketika di Kotagede. Bahkan, mungkin di sini rasanya lebih khusyuk dengan suasana sakralnya yang sangat mendukung,” ujar Ikhsan.
Ikhsan memiliki pengalaman yang serupa dengan Raka. Ia merasa banyak mengambil pelajaran dari kegiatan ziarah ini.
“Saya jadi tahu dan belajar siapa saja raja yang dimakamkan di sini. Lalu, ceritanya dan kebiasaan hidupnya dulu seperti apa yang bisa kita contoh,” kata Ikhsan.