Hansi Flick Sukses Menghidupkan Kembali Marcus Rashford

Berprestasi

Pada musim pertama Erik ten Hag menangani Manchester United, Rashford mencetak 30 gol dan membukukan 12 assist. Prestasi itu lahir berkat ruang geraknya yang cair, berada di antara seorang pemain sayap dan penyerang murni.

Flick memanfaatkan karakteristik ini dengan membiarkan Rashford bergerak secara bebas. Ia beralih antara menguasai sisi kiri lapangan dan menyelinap ke area tengah.

Akibatnya, Rashford lebih sering berada dalam posisi yang lebih dekat dengan gawang lawan. Hal ini memungkinkannya melepaskan lebih banyak tembakan dari posisi-posisi berbahaya sekaligus memaksimalkan kemampuannya yang luar biasa dalam menendang bola.

Kebebasan bergerak inilah yang memampukannya menjadi penentu dalam laga-laga besar. Tendangan spektakulernya dari luar kotak penalti saat melawan Newcastle United di Liga Champions, misalnya, tercipta justru ketika ia berpindah ke tengah—bahkan agak ke sisi kanan—dari posisi awalnya di sayap kiri.

Flick dikenal menyukai para penyerangnya yang berkumpul dan berrotasi di area tengah. Pergerakan Rashford yang kerap menempati ruang ini turut menyatukan dan memperkuat permainan ofensif Barcelona.

Salah satu pola permainan yang kerap ditampilkan Barca musim ini adalah pergerakan Rashford ke dalam ruang di setengah lapangan sebelah kiri, sebelum kemudian ditemukan oleh umpan dari seorang gelandang yang membelakangi gawang.

Rashford lalu akan mengoper bola kembali kepada rekan setimnya yang sudah berada di sela-sela garis pertahanan lawan dan menghadap ke depan—singkatnya, dalam sebuah posisi yang sangat berbahaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru