Oliver Glasner memberikan metafora unik ketika ditanya tentang peluang Crystal Palace meraih trofi perdana mereka di final Piala FA. Nantinya mereka akan melawan Manchester City. “Anda tidak berbicara tentang telur sebelum ayam bertelur.” Pernyataan ini mencerminkan pendekatan realistis pelatih Austria itu meski timnya sedang berada di puncak performa terbaiknya.
Perjalanan Palace musim ini layak disebut sebagai transformasi dramatis. Dari gagal meraih kemenangan di sembilan laga awal Liga Premier, mereka kini menjadi tim dengan rekor keenam terbaik sejak akhir Oktober. Tercatat mereka hanya kalah dari Liverpool, Newcastle, Arsenal, Chelsea, dan Nottingham Forest.
“Bukan hanya soal peningkatan performa, tapi juga lingkungan positif yang kami bangun di tempat latihan dan seluruh klub,” ungkap Glasner kepada BBC Sport.
Kedatangan Glasner pada Februari 2024 menjadi titik balik. Dengan rekor 1.49 poin per pertandingan (terbaik sepanjang sejarah Palace di era Liga Premier), pelatih berusia 50 tahun ini berhasil mengembalikan vitalitas tim yang sempat kehilangan bintang seperti Michael Olise.
BACA JUGA: Knicks Hancurkan Celtics, Final Wilayah Timur Pertama Sejak 25 Tahun
TANTANGAN
Tantangan berat sempat menghadang di awal musim. Pasalnya empat pemain baru tiba di hari terakhir bursa transfer, sementara tujuh pemain lainnya baru kembali usai turnamen internasional. Akibatnya, tim inti tak sempat menjalani pramusim yang ideal untuk sistem high-intensity ala Glasner.
Kini, Palace bukan hanya aman dari zona degradasi tapi juga berpeluang mencetak rekor poin tertinggi klub di Liga Premier. Kemenangan di Wembley bukan hanya akan membawa trofi pertama, tapi juga tiket ke kompetisi Eropa.
“Kami sekarang fokus pada tim-tim di atas kami, bukan yang di bawah,” tambah Glasner, yang namanya mulai dikaitkan dengan klub besar seperti RB Leipzig dan Tottenham.
Dari krisis awal musim hingga ambang sejarah. Crystal Palace di bawah Glasner telah membuktikan bahwa terkadang, yang dibutuhkan hanyalah kesabaran menunggu “ayam bertelur”.
