Dengan kemenangan 2-0 atas Nikaragua, Haiti berhasil melangkah ke Piala Dunia untuk kedua kalinya dalam sejarah mereka. Pencapaian ini justru terjadi dalam situasi yang tidak biasa. Pelatih Haiti, Sebastien Migne, sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di negara yang ia latih selama 18 bulan terakhir.
Konflik bersenjata yang melanda Haiti memaksa tim tersebut harus memainkan pertandingan kandangnya di Curacao. Migne, pelatih asal Prancis berusia 52 tahun, mengungkapkan keterpaksaan situasi ini. “Itu tidak mungkin karena terlalu berbahaya,” ujarnya. Dalam wawancara dengan majalah France Football, ia menjelaskan, “Biasanya saya tinggal di negara tempat saya bekerja, tapi di sini tidak. Tidak ada lagi penerbangan internasional yang mendarat di sana.”
Negara berpenduduk 12 juta jiwa ini telah lama dilanda krisis multidimensional. Pasca gempa bumi dahsyat tahun 2010, ibu kota Port-au-Prince praktis dikuasai oleh geng-geng bersenjata. Konflik ini telah memicu pengungsian internal sekitar 1,3 juta orang dan memunculkan ancaman kelaparan parah. Peringatan perjalanan tetap dikeluarkan bagi wisatawan akibat risiko penculikan, terorisme, dan kerusuhan sipil.
BACA JUGA: Catatan Gemilang Spanyol di Babak Grup Bawa Mereka ke Piala Dunia 2026


