Bermain Sabar
Ian Burchnall mengenang bagaimana timnya membatasi Haaland hanya dengan satu peluang yang berhasil diselamatkan. “Satu-satunya momen sukses kami adalah ketika Craig Dawson menghadapinya dan secara fisik menjaganya di dalam kotak penalti,” kata Burchnall. “Dawson melakukan pekerjaan yang luar biasa karena Haaland tidak banyak menyentuh bola. Dia sangat sabar sebagai penyerang karena mereka selalu bermain melawan blok rendah. Haaland hanya mendapatkan sedikit sentuhan, jadi kesabaran dan fokusnya untuk bergerak di dalam kotak penalti sungguh luar biasa. Anda harus memiliki seseorang yang bisa menandinginya di dalam kotak penalti.”
Bukan berarti Erling Haaland hanya sesekali muncul dalam pertandingan – ia terus aktif menekan pemain bertahan, menunggu momen tepat untuk menerkam. Sikapnya ini bisa menipu lawan hingga merasa aman, mengira mereka telah menguasai permainan. Fakta berbicara, 11 golnya di Liga Primer musim ini menyamai atau bahkan melampaui jumlah gol yang dicetak 12 dari 19 tim lain di divisi ini sebelum akhir pekan.
Bek legendaris Werder Bremen, Niklas Moisander, yang pernah tiga kali berhadapan dengan Haaland, mengungkapkan: “Kami memang punya gambaran yang cukup bagus tentangnya dan persiapannya terutama karena tidak ada yang bisa menghentikannya secara individu, jadi ini pasti kerja tim. Sebagian besar rencana kami adalah bagaimana menghentikannya, tetapi sebagian besar merupakan kerja kolektif, bukan individu.
Rencana utamanya adalah bermain kompak dan selalu ada bantuan saat ia menguasai bola atau di dalam kotak penalti. Saya beruntung bisa bermain melawan semua pemain terbaik di generasi saya: Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic, Robert Lewandowski. Jadi saya punya beberapa striker untuk dibandingkan, tetapi saya harus bilang dia striker yang hampir sempurna, komplet.”
