Emma Raducanu tampil memukau dalam debut tunggal lapangan rumputnya dengan mengalahkan petenis kualifikasi asal Spanyol Cristina Bucsa. Emma Raducanu menang dengan skor 6-1, 6-2 di turnamen Queen’s Club Championship. Kemenangan langsung dalam waktu satu jam lima menit ini menjadi bukti kebangkitan petenis Inggris.
“Masuk ke lapangan sambil tertawa saat melakukan pukulan tertentu, atau saya tersenyum jika saya melakukan pukulan yang bagus, itu membantu Anda rileks,” kata Raducanu usai pertandingan.
“Saya bermain sebaik-baiknya saat kepribadian saya terlihat di lapangan dan saya bisa mengekspresikan diri. Saya hanya perlu bebas dan berekspresi, lalu momen-momen kreativitas tertentu dapat muncul.”
Kemenangan ini berpotensi menggeser posisi Katie Boulter sebagai petenis nomor satu Inggris setelah hampir dua tahun. Namun begitu tentu Raducanu harus bisa memberikan performa yang baik turnamen ini. Boulter sendiri berhasil melaju ke babak 16 besar setelah melewati pertarungan sengit melawan Ajla Tomljanovic. Ia menang dengan skor 7-6 (7-4), 1-6, 6-4.
Sementara itu, Heather Watson juga mencatatkan kemenangan atas Yulia Putintseva 6-4, 6-3, meski Francesca Jones harus mengakui keunggulan McCartney Kessler di hari kedua.
BACA JUGA: Lando Norris dan Seni Menjaga Harmoni di McLaren
Kembalinya Stabilitas
Setelah 12 bulan penuh tantangan—mulai dari masalah keamanan pribadi di Dubai, pergantian pelatih yang kerap terjadi, hingga cedera punggung yang mengganggu—Raducanu kini tampak lebih stabil. Ia kembali bekerja sama dengan pelatih lamanya, Nick Cavaday, dan berhasil mengelola kondisi fisiknya dengan baik.
Meski mencoba mengecilkan ekspektasi, performa gemilangnya di lapangan rumput—termasuk kemenangan ganda bersama Boulter sehari sebelumnya—membuktikan bahwa ia mulai menemukan ritme terbaiknya.
Dukungan penonton tuan rumah terasa kental sepanjang pertandingan, dengan teriakan “Emma, kami mencintaimu!” yang dibalas Raducanu dengan senyuman dan sorakan. Namun, jalan masih panjang. Di babak berikutnya, ia akan berhadapan dengan Rebecca Sramkova, yang baru saja mengalahkan juara bertahan Wimbledon Barbora Krejcikova.
Kemenangan ini bukan sekadar langkah maju di turnamen, melainkan penanda kembalinya Raducanu yang percaya diri—versi dirinya yang paling mematikan ketika ia bermain dengan kebebasan dan kegembiraan.