Laga di Stadion Roi Baudouin menyuguhkan rollercoaster emosi yang tak terlupakan. Wales, di bawah kendali Craig Bellamy, menunjukkan jiwa baru meski akhirnya tumbang 4-3 dari Belgia dalam duel sengit yang mengubah peta klasemen Grup J kualifikasi Piala Dunia.
Belgia sempat berjaya di babak pertama. Romelu Lukaku membuka keunggulan lewat titik putih di menit ke-12, disusul Youri Tielemans yang menyelesaikan serangan tim dengan sempurna sepuluh menit kemudian. Jeremy Doku semakin mempermalukan pertahanan Wales dengan gol ketiga di menit ke-27, seolah mengubur harapan tim tamu.
Namun, Wales bukan lagi tim yang mudah patah. Di penghujung babak pertama, Harry Wilson menyempitkan ketertinggalan lewat eksekusi penalti yang dingin. Momentum berubah drastis di babak kedua: Sorba Thomas mencetak gol perdana untuk Wales melalui umpan silang Wilson, sebelum Brennan Johnson menyelesaikan comeback epik dengan sundulan menyentak yang membuat 3.000 suporter Wales di tribun menjerit histeris.
“Kami menunjukkan karakter hari ini,” ujar Bellamy usai laga. “Tim ini punya nyali, dan itu yang paling penting.”
BACA JUGA: Greenland Gagal Bergabung dengan Concacaf: Impian Sepak Bola Kompetitif Tertunda
EUFORIA
Euforia Wales nyaris sempurna ketika VAR membatalkan gol kedua Lukaku. Tapi Kevin De Bruyne, sang maestro, hadir di menit ke-88 dengan penyelesaian tajam di kotak enam yard, memastikan tiga poin tetap di Brussels.
Hasil ini membuat Belgia (4 poin dari 2 laga) masih bernapas di Grup J, sementara Wales (7 poin dari 4 laga) tersingkir dari puncak klasemen oleh Makedonia Utara yang menang atas Kazakhstan. Pertemuan ulang kedua tim di Cardiff Oktober mendatang kini berbuntut lebih panas.
“Kami akan belajar dari ini,” tegas Bellamy. “Tim ini masih berkembang, dan hari ini membuktikan kami bisa bersaing dengan yang terbaik.”
Dengan semangat baru di bawah Bellamy, Wales membuktikan mereka bukan sekadar peserta biasa. Kekalahan ini justru menjadi pernyataan: tim kecil berhati naga itu siap mengguncang papan atas Eropa.