Djed Spence: Perjalanan Tak Terduga Menuju Kesuksesan di Tottenham

Full-Back Tottenham Djed Spence sering digambarkan sebagai sosok yang “santai” oleh mereka yang mengenalnya dekat. Karakternya yang tenang terlihat jelas dalam penampilannya di podcast Rio Ferdinand, di mana ia tampil dengan kacamata hitam dan berbicara dengan tempo yang pelan. Namun, apakah sikapnya yang relaks ini justru menjadi penghalang dalam kariernya? Beberapa manajer ternama, termasuk Ange Postecoglou di Tottenham, sempat mengabaikannya—hingga krisis cedera memaksa sang pelatih memberinya kesempatan.

Tapi Djed Spence punya pandangan berbeda. Ia menganggap kesabarannya sebagai kekuatan, sering kali membagikan kutipan motivasi di media sosial seperti “Semua hal butuh waktu” dan mengaitkan kesuksesannya dengan keyakinan pada Tuhan. Setelah mencetak gol pertamanya di Liga Premier untuk Spurs melawan Ipswich pada Februari lalu, ia menulis di X: “Seorang anak yang memiliki mimpi terliar untuk bermain di Liga Primer. Seorang anak yang memiliki mimpi terliar untuk mencetak gol di Liga Primer. Mimpi itu menjadi kenyataan. JANGAN PERNAH berhenti percaya pada mimpimu dan percayalah pada Tuhan.”

Kini, di tengah musim yang penuh gejolak bagi Spurs, Spence justru muncul sebagai pemain kunci yang sebelumnya jarang diandalkan. Perjalanannya menuju puncak pun tak biasa.

Fulham

Spence memulai karier di akademi Fulham, tetapi kontrak profesional pertamanya justru ia dapatkan di Middlesbrough pada 2018. Meski menunjukkan potensi di Championship, ia kerap kesulitan mendapat tempat di skuad inti, terutama di bawah manajer Neil Warnock. Akhirnya, ia dipinjamkan ke Nottingham Forest—keputusan yang justru mengubah segalanya.

BACA JUGA: Mason Mount Akhirnya Buktikan Diri di Manchester United Setelah Perjuangan Panjang

Bangkit

Di Forest, Spence berkembang pesat di bawah asuhan Steve Cooper. Performa konsistennya selama musim 2021-22 membawanya masuk dalam Tim Terbaik Championship dan menarik minat Tottenham, yang membelinya seharga £20 juta. Namun, kembali ke London bukanlah akhir dari perjuangannya.

Kieran Scott, Direktur Olahraga Middlesbrough, mengakui bahwa keputusan melepas Spence bukanlah hal mudah. “Saya menyukai profil atletiknya,” kata Scott. “Tapi manajer saat itu tidak menginginkannya.” Meski sempat ada desakan untuk memanggilnya kembali saat Chris Wilder mengambil alih Boro, klub memutuskan membiarkannya tetap di Forest—keputusan yang akhirnya membawa Spence ke panggung yang lebih besar.

Kesempatan Kedua

Awalnya, Spence kesulitan menembus tim utama Spurs. Namun, cedera yang melanda skuad memberinya peluang, dan ia membuktikan diri sebagai pemain penting. Gol pertamanya di Liga Premier menjadi momen pembuktian bahwa kesabarannya selama ini tidak sia-sia.

Kini, Spence tak hanya menjadi favorit penggemar, tetapi juga bukti bahwa keyakinan dan kerja keras pada akhirnya akan membuahkan hasil—meski harus melewati jalan berliku.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru