Curacao Jadi Negara Terkecil yang Berhasil Lolos ke Piala Dunia

Terselip di antara para raksasa sepak bola, sebuah negara kecil dari Karibia bernama Curacao berhasil melangkah ke Piala Dunia. Prestasi ini menjadikan mereka negara terkecil yang pernah lolos dalam sejarah, sebuah rekor yang sebelumnya dipegang Islandia. Padahal, luas wilayah Curacao hanya 171 mil persegi, lebih sempit dari Pulau Man, dengan jumlah penduduk sekitar 150.000 jiwa, setara dengan kota kecil seperti Cambridge atau Huddersfield. Kesuksesan ini didapat setelah mereka bermain imbang melawan Jamaika yang kala itu dilatih oleh Steve McClaren. Hasil imbang itu menjadi akhir yang pahit bagi McClaren, yang kemudian memilih mengundurkan diri. Timnya membutuhkan kemenangan di Kingston untuk bisa kembali ke Piala Dunia setelah terakhir kali tampil pada 1998, namun harapan itu pupus, termasuk setelah sebuah penalti di masa tambahan yang dibatalkan setelah intervensi VAR. Di sisi lain, Curacao akan hadir di Piala Dunia dengan sebuah catatan unik: pelatih mereka, Dick Advocaat, akan menjadi pelatih tertua dalam sejarah turnamen tersebut. Advocaat, yang berusia 78 tahun, memecahkan rekor Otto Rehhagel yang melatih Yunani di usia 71 tahun pada 2010. Sang pelatih sendiri tidak hadir dalam laga penentuan tersebut karena alasan pribadi. Perjalanan Curacao menuju panggung sepak bola dunia memang luar biasa. Baru menjadi negara bagian Kerajaan Belanda pada 2010 setelah pembubaran Antillen Belanda, sepuluh tahun lalu timnas mereka hanya berada di peringkat 150 dunia FIFA. Kini, mereka telah melesat ke posisi 82. Peluang mereka juga semakin terbuka lebar dengan format Piala Dunia 2026 yang diperluas menjadi 48 tim, serta status Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat sebagai tuan rumah yang lolos otomatis. Curacao akan menjadi salah satu dari empat debutan, bersama Tanjung Verde, Uzbekistan, dan Yordania. “Ini gila dan akan menjadi salah satu hal terbesar yang akan terjadi pada Curacao,” ujar gelandang Juninho Bacuna, yang pernah membela Huddersfield, Rangers, dan Birmingham, sebelum pertandingan. Dalam wawancara dengan BBC Radio 5 Live, ia menambahkan, “Ini luar biasa dan menakjubkan. Bahkan beberapa tahun yang lalu, Anda bahkan tidak akan terpikirkan hal itu. Untuk menjadi bagian pribadinya dan mewujudkan mimpi itu akan menjadi luar biasa.” Statistik mereka selama kualifikasi sungguh mengesankan: tak terkalahkan dalam 10 pertandingan dengan tujuh kemenangan. Namun, kisah dongeng mereka hampir berakhir tragis. Di menit keempat dari lima menit waktu tambahan, pemain pengganti mereka, Jeremy Antonisse, diduga menjatuhkan Isaac Hayden. Wasit Ivan Barton dari El Salvador langsung memberikan penalti sebelum kemudian diarahkan oleh ofisial VAR untuk meninjau ulang insiden tersebut di layar. Keputusannya pun dibatalkan, meredakan ketegangan yang sempat mencekam. Dua wakil lain dari kualifikasi Conacaf yang akan bergabung adalah Haiti dan Panama, sementara Jamaika harus berjuang lebih lanjut melalui babak play-off Interkontinental. Haiti sendiri kembali ke Piala Dunia setelah terakhir kali tampil pada 1974, setelah mengalahkan Nikaragua dengan skor 2-0.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru