Bradley tampil solid
Alexander-Arnold, yang memulai pertandingan dari bangku cadangan, merasakan betul perubahan sikap suporter yang dulu mendewakannya. Selama hari pertandingan, kekesalan tanpa henti diarahkan kepada pemain jebolan akademi tersebut, mulai dari muralnya di dekat Anfield yang dirusak dengan grafiti “Adios El Rata” hingga cemoohan yang memuncak di stadion, dipicu oleh apa yang dianggap penggemar Liverpool sebagai pengkhianatan.
Ironisnya, Bradley justru mengobarkan amarah dan cemoohan terhadap Alexander-Arnold dengan penampilan yang luar biasa. Ia membuat Vinicius Jr. yang biasanya tangguh tampak kesulitan dan hanya bisa menampilkan aksi dramatis yang buruk di hadapan dominasi fisik sang pemain muda.
Setiap tekel Bradley disambut sorak sorai, setiap umpannya disambut persetujuan Anfield, dan namanya diteriakkan dengan penuh semangat. Ini bukan hanya untuk mengapresiasi usahanya, tetapi juga sebagai pengingat yang lantang bagi Alexander-Arnold bahwa sudah ada pemain baru yang bersinar, dan ia telah menjadi sosok dari masa lalu.
Manajer Liverpool, Arne Slot, bahkan menyatakan kekagumannya terhadap performa Bradley. “Conor Bradley luar biasa,” katanya. “Menghadapi Vinicius secara langsung berulang kali bukanlah hal mudah bagi siapapun, tetapi dia memang fantastis.”



