Cahya Supriadi Siap Berikan Yang Terbaik Untuk Timnas Indonesia U23

Sebagai penjaga terakhir di bawah mistar Timnas Indonesia U23, nama Cahya Supriadi kian dikenal sebagai salah satu kiper muda potensial Indonesia. 

Sosoknya menjadi andalan dalam sejumlah ajang internasional dan kepercayaan itu bukan hadir begitu saja. Lahir di Karawang pada 11 Februari 2003, Cahya meniti karier dari akar rumput sepak bola nasional, yakni SSB Tunas Pupuk Kujang di Cikampek. 

Di sanalah semuanya bermula, ketika ia yang masih bocah kerap menangis karena tak diajak bermain bola di kampung, hingga akhirnya sang kakak membawanya masuk ke dunia yang kini menjadi jalan hidupnya.

“Melihat saya seperti itu, kakak saya langsung mendaftarkan saya ke SSB,” kata Cahya mengenang. 

Sang kakak menjadi sosok penting dalam hidupnya. Meski kini telah tiada, jejaknya masih terasa kuat dalam semangat Cahya saat ini. 

“Beliau sudah meninggal, tapi inspirasinya masih membekas. Saya sering melihat dia jatuh bangun di lapangan. Dari situ saya mulai sadar bahwa sepak bola bukan cuma permainan, tapi juga bisa jadi tanggung jawab dan masa depan,” ucapnya.

Dari SSB Tunas Pupuk Kujang, Cahya melangkah ke Jakarta saat usianya 13 tahun. Ia bergabung dengan Ragunan Soccer School, sebuah lompatan besar bagi seorang anak daerah yang ingin meniti karier sepak bola secara serius. Di sana, ia mulai tampil di ajang kompetitif seperti Liga TopSkor dan Liga Kompas, dua turnamen usia muda yang melahirkan banyak talenta nasional.

BACA JUGA: Chelsea 3-0 PSG: The Blues Juara Piala Dunia Antarklub!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru