Musim lalu menjadi musim terburuk bagi Pep Guardiola di Manchester City sejak 2016 tanpa raihan trofi. Di tengah krisis cedera dan penurunan moral tim, Haaland tetap menjadi penopang utama dengan 34 gol di semua kompetisi, termasuk 22 di liga.
Secara mengejutkan, Haaland mulai lebih vokal di ruang ganti. Ia tak lagi canggung berbicara di depan media. Dalam sebuah wawancara musim lalu, ia secara terang-terangan menyebut tim “kehilangan rasa lapar di dalam diri”. Pernyataan itu berani, mengingat City baru saja meraih empat gelar liga beruntun, namun kata-katanya lahir dari refleksi diri—ia mengakui turut bertanggung jawab atas penurunan performa tim.
Melihat ruang ganti yang kehilangan kendali, Guardiola mengambil langkah tak biasa: untuk pertama kalinya dalam kariernya di City, ia menunjuk langsung kapten dan wakilnya. Bernardo Silva ditunjuk sebagai kapten utama, dan Haaland ditetapkan sebagai bagian dari kelompok kepemimpinan. Langkah ini memberi tanggung jawab lebih besar kepada sang striker, dan Guardiola secara terbuka memanggilnya calon kapten masa depan klub.