Memasuki babak kedua, Ajax langsung melancarkan tekanan masif dari segala penjuru. Bounida kembali menguji Trubin dengan tembakan keras yang ditepis kiper tersebut ke belakang gawang. Peluang emas untuk menyamakan kedudukan muncul pada menit ke-52 saat pergerakan apik Weghorst memberikan umpan mendatar kepada Klaassen. Namun, tembakan kapten yang tampak mudah itu justru meluncur lemah dan melebar dari sasaran. Momen ini menjadi puncak kekecewaan di kubu Ajax.
Setelah lolos dari tekanan, Benfica mengambil alih kendali ritme permainan. Mereka berupaya mengontrol tempo dengan lebih matang. Meskipun Ajax terus mencoba membalas melalui serangan sayap dan bola mati, setiap tendangan penjuru yang mereka peroleh selalu berakhir tanpa ancaman nyata. Pergantian pemain yang dilakukan Grim, seperti masuknya Gloukh dan Dolberg, juga gagal menyelesaikan problem utama Ajax: finishing.
Momentum berpindah sepenuhnya kepada tim tamu saat pertandingan memasuki menit ke-90. Umpan terobosan akurat dari Aursnes menemukan Barreiro yang berlari bebas tanpa penjagaan. Gelandang itu menghantam bola dengan kaki kirinya dan mengirimnya ke sudut atas gawang. Jaros tak berdaya menghadapi tendangan roket tersebut. Gol tersebut mengunci kemenangan sekaligus memastikan tiga poin pertama Benfica di fase liga.
