“Perbedaannya terletak pada mentalitas setelah merebut bola. Di sini, begitu Anda berhasil merebutnya, mentalitasnya langsung menyerang. Di Spanyol, mungkin terkadang lebih tentang menguasai bola dan mengamankannya, sehingga membuat segalanya sedikit lebih vertikal dan terkadang juga lebih menyenangkan,” ungkap Zubimendi kepada EFE, seperti dilansir oleh Cadena SER.
Gaya bermain yang lebih agresif ini tentu saja berujung pada lebih banyak serangan dan turnover. Namun, Zubimendi mengaku terbantu dengan keberadaan rekan-rekan setimnya seperti Max Dowman, Ethan Nwaneri, Declan Rice, dan Martin Odegaard, yang membuat risiko kehilangan bola menjadi lebih kecil.
“Mereka membuat segalanya lebih mudah bagi saya, mereka mengubah umpan yang buruk menjadi baik, mereka selalu mencari posisi. Kami memiliki ide yang sangat jelas dari manajer (Mikel Arteta), jadi saya pikir semua itu adalah kombinasi hebat agar semuanya berjalan dengan baik,” pungkasnya.