Semakin Pelik
Situasi semakin pelik dengan hanya tiga gol liga yang dihasilkan gabungan Harvey Barnes, Jacob Murphy, Anthony Gordon, dan Anthony Elanga. Bruno Guimaraes menjadi satu-satunya gelandang yang mencetak gol, membuat Newcastle menjadi tim dengan produktivitas terendah keempat (11 gol) dan rasio konversi tembakan terburuk keempat (8,4%).
Di sektor pertahanan, statistik tampak lebih menjanjikan dengan lima clean sheet yang hanya kalah dari Arsenal. Tapi angka itu menutupi kenyataan bahwa mereka kebobolan delapan gol dalam tiga laga tandang terakhir. Brentford, West Ham, dan Brighton masing-masing mampu melepaskan 13-15 tembakan, mengungkap kerapuhan lini tengah yang dulu bangga dengan fisik dan intensitasnya.
Newcastle justru tampak gampang goyah belakangan ini, terbukti dengan sembilan poin yang terbuang dari posisi unggul—terburuk di liga. Padahal skuad ini diperkuat pengeluaran bersih £100 juta musim panas lalu, dengan empat dari lima rekrutan baru datang di akhir bursa transfer. Proses adaptasi yang terburu-buru, ditambah cedera Lewis Hall dan Tino Livramento di sayap serta ketiadaan Yoane Wissa di lini serang, turut memperparah situasi.
Bagaimanapun, Howe harus segera menemukan solusi—entah melalui perubahan sistem, gaya bermain, atau komposisi pemain. “Ini tentang menunjukkan bahwa kami punya pengalaman dan keahlian untuk membimbing kami maju,” tegasnya. “Saya perlu menunjukkannya.”


