Tak Banyak Berubah
Yang tampak justru wajah-wajah lama yang tak berubah. Sama seperti masa-masa sulit di bawah Russell Martin, mirip dengan kemunduran di era Philippe Clement, dan tak beda dengan kejatuhan di zaman Michael Beale. Yang ia saksikan adalah tim yang tak terorganisir dan kehilangan keyakinan, meski setidaknya skor masih imbang. Mereka sedikit beruntung bertahan di 0-0, tapi seharusnya mereka bisa unggul.
Peluang yang diabaikan Youssef Chermiti benar-benar di luar nalar. Umpan silang akurat Nico Raskin—sebuah momen langka bagi Rangers—disambut dengan sundulan lemah sang striker muda dari posisi yang seharusnya ideal. Sembilan menit kemudian, hujan gol pun dimulai.
Ini jelas menjadi tanda bahaya pertama bagi Rohl. Bukan cuma Chermiti yang gagal mencetak gol, tapi juga karena ia sama sekali tak terlihat mengancam. Usahanya tak membahayakan. Kurang percaya diri, itu pasti. Masih muda, itu wajar. Tapi ia juga pemain yang dibeli Rangers dengan harga £8 juta.
Saat ditarik di babak kedua, catatan golnya untuk Rangers, Everton, dan Sporting sudah mencapai tiga gol dalam lebih dari 25 jam sepak bola kompetitif. Sundulan tadi merupakan satu-satunya sentuhannya di area penalti Brann sepanjang laga. Kritik ini sebenarnya lebih tertuju pada ketidakmampuan rekan-rekannya menciptakan peluang.


