Situasi Berdarah
Keputusan Arsenal ini terjadi setelah sebelumnya pada bulan Februari, pemerintah DR Kongo mengimbau Arsenal, PSG, dan Bayern Munich untuk mengakhiri kesepakatan yang mereka sebut “berlumuran darah” di tengah memburuknya krisis kemanusiaan di negara tersebut.
Tekanan juga datang dari kelompok kampanye Gunners for Peace yang melakukan protes di luar Stadion Emirates. Protes dilangsungkan selama pertandingan semifinal Liga Champions melawan PSG musim lalu. Mereka mengangkat spanduk bertuliskan ‘Drop Visit Rwanda’ dan membagikan ban lengan untuk menutupi logo sponsor pada perlengkapan.
Kelompok tersebut bahkan membuat video parodi yang mendesak para penggemar untuk ‘Mengunjungi Tottenham’, rival sekota Arsenal, sebagai bentuk sindiran atas perlunya sponsor “yang lebih sesuai dengan nilai-nilai klub”.
Menanggapi berakhirnya kesepakatan ini, Gunners for Peace memposting di Instagram bahwa keputusan Arsenal menunjukkan klub “masih memiliki kelas dan nilai untuk melakukan hal yang benar”, dengan menambahkan: “Kita semua tahu bahwa uang berbicara, tetapi jika penggemar berkumpul dan berbicara lebih keras maka mereka harus mendengarkan.”


