Ketinggalan 2-1, winger muda United, Amad, melepaskan tendangan voli luar biasa yang memastikan kedudukan imbang. Meskipun gol spektakuler Amad menghindari rasa malu yang lebih besar, performa United menghadapi tim Forest yang sebelumnya kalah dalam empat pertandingan liga terakhir mereka dan belum meraih poin penuh di kandang sejak awal musim, tentu menimbulkan banyak pertanyaan.
Terlepas dari sorotan tajam dan kritik yang terus-menerus mengarah pada filosofi bermain Amorim, terutama formasi 3-4-3 yang ia pertahankan nyaris sepanjang karier kepelatihannya, Amad menegaskan bahwa para pemain sepenuhnya berada di belakang manajer asal Portugal itu.
“Sebagai tim, kami belajar setiap hari bersama manajer, bersama Ruben, karena kami percaya pada sistemnya,” tegas Amad. Ia menambahkan bahwa perkembangan tim terus terjadi di bawah kepemimpinan Amorim, yang musim lalu mencatatkan hasil liga terburuk dan total poin terendah United dalam 51 tahun terakhir, serta kegagalan lolos ke Eropa untuk kali pertama dalam 11 tahun.
“Ya, tentu saja. Itu tidak mudah pada awalnya bagi dia dan bagi kami,” tambah Amad. “Tapi awalnya adalah permulaan. Sekarang kami mencoba memahami sistemnya, dan kami mencoba melakukan yang terbaik di setiap pertandingan. Kami ingin memenangkan setiap pertandingan karena kami ingin membawa klub ini ke level di mana mereka pantas berada.”


