Di bawah sinar terik Florida, Arda Guler mulai membuktikan mengapa ia pantas dijuluki “Messi Turki”. Pemain berusia 20 tahun ini menjadi sorotan utama Real Madrid menjelang laga Piala Dunia Antarklub melawan Juventus, menandai transformasi dramatisnya di era pelatih baru Xabi Alonso.
Musim lalu, Guler nyaris menjadi pemain yang terlupakan di bawah Carlo Ancelotti. Meski menunjukkan kilasan bakat di akhir musim 2023-24 dengan 6 gol dalam 10 pertandingan La Liga, ia hanya mendapat 1.800 menit bermain sepanjang musim – terendah kedua di skuad Madrid.
Euro 2024 menjadi titik balik. Gol spektakulernya untuk Turki melawan Georgia – tendangan melengkung dari 25 yard – mengingatkan dunia pada bakat mentahnya. Namun di Real Madrid, Ancelotti tetap enggan memberinya kepercayaan, terutama dalam laga besar seperti perempat final Liga Champions melawan Arsenal.
Kedatangan Alonso mengubah segalanya. Pelatih baru ini langsung melihat potensi Guler sebagai pengendali permainan di lini tengah, berbeda dengan Ancelotti yang sering memainkannya di sayap. “Dia harus selalu dekat dengan bola,” tegas Alonso tentang posisi ideal Guler.
BACA JUGA: Chelsea Resmi Mendatangkan Jamie Gittens dari Borussia Dortmund
BRILIAN
Dua pertandingan terakhir Madrid membuktikan keputusan ini brilian. Melawan Pachuca dan RB Salzburg, Guler tampil gemilang sebagai playmaker, bahkan menggeser legenda Luka Modric ke bangku cadangan. Golnya melawan Pachuca dan performa impresif vs Salzburg (dengan statistik umpan terbanyak) menunjukkan ia siap menjadi penerus Modric.
Kepindahan Modric ke AC Milan pasca-Piala Dunia Antarklub membuka jalan bagi Guler. Yang menarik, dalam dua laga terakhir, justru Modric yang masuk menggantikan Guler di menit-menit akhir – simbol peralihan generasi di Santiago Bernabeu.
Dengan kepercayaan Alonso dan sistem permainan yang lebih sesuai, Guler kini memiliki peluang emas untuk mewujudkan potensinya sebagai salah satu bintang terbesar dunia. Piala Dunia Antarklub bisa menjadi panggung pertamanya untuk benar-benar bersinar.
Satu hal yang pasti: di tangan Alonso, “Messi Turki” ini akhirnya mendapatkan rumah yang tepat untuk berkembang. Dan Madrid mungkin telah menemukan mutiara berikutnya yang akan meneruskan tradisi keemasan mereka.