Korea Selatan Cabut Larangan Penggunaan Kiper Asing di Liga Setelah 27 Tahun

Kebijakan baru yang bersejarah akan diterapkan dalam sepak bola profesional Korea Selatan mulai tahun 2026. Nantinya klub-klub diizinkan merekrut kiper asing untuk pertama kalinya setelah larangan selama 27 tahun. Aturan yang berlaku sejak 1999 ini awalnya diberlakukan untuk memprioritaskan pengembangan kiper lokal dengan memberikan lebih banyak kesempatan bermain.

Ketika larangan pertama kali diterapkan, hanya terdapat 10 klub profesional di K-League. Kini, kompetisi sepak bola Korea Selatan telah berkembang pesat dengan 26 tim di dua divisi teratas. Perubahan struktur liga ini menjadi salah satu pertimbangan utama pencabutan larangan.

“Mulai musim 2026, klub-klub di K-League diperbolehkan mendaftarkan kiper asing dalam skuad mereka,” jelas pernyataan resmi Liga Sepak Bola Profesional Korea. “Kebijakan pembatasan kiper asing sebenarnya sudah dimulai sejak 1996 sebelum akhirnya diberlakukan larangan total pada 1999. Tujuannya saat itu adalah mendorong pertumbuhan kiper domestik, mengingat mayoritas klub lebih mengandalkan pemain asing di posisi tersebut.”

BACA JUGA: Kembalinya David Moyes dan Tantangan Baru Everton di Musim Depan

BABAK BARU

Keputusan ini menandai babak baru dalam sepak bola Korea Selatan. Kini klub-klub memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam membangun tim. Namun, kebijakan ini juga memicu perdebatan mengenai dampaknya terhadap perkembangan kiper lokal di masa depan.

Dengan dibukanya kesempatan bagi kiper asing, kompetisi di posisi penjaga gawang diprediksi akan semakin ketat. Hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas kiper domestik melalui persaingan yang lebih sengit, sekaligus memberikan lebih banyak pilihan taktis bagi pelatih dalam menyusun skuad.

Perubahan aturan ini juga sejalan dengan tren global sepak bola modern yang semakin terbuka terhadap pemain asing di semua posisi. Banyak yang melihat ini sebagai langkah positif untuk meningkatkan kualitas liga secara keseluruhan, meskipun tetap perlu diimbangi dengan program pengembangan kiper muda yang lebih intensif.

Sejarah mencatat, larangan kiper asing di K-League telah melahirkan sejumlah kiper berkualitas seperti Lee Woon-jae (legenda Piala Dunia 2002) dan Kim Seung-gyu (kiper timnas saat ini). Kini, tantangan baru muncul bagi kiper-kiper lokal untuk terus bersaing di era yang lebih terbuka ini.

Dengan persiapan selama dua tahun sebelum aturan baru berlaku, klub-klub dan kiper domestik memiliki waktu untuk beradaptasi dengan perubahan besar dalam ekosistem sepak bola Korea Selatan ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img

Terbaru